Sementara itu, kuatnya motif pembunuhan berencana oleh Nani berawal dari temuan pesanan Sodium Sianida (NaCN). Pemesanan melalui e-commerce per tanggal 28 Maret 2021. Tertulis pesanan seberat 250 gram dengan harga Rp200 ribu. Dengan total pembayaran beserta ongkos kirim sebesar Rp224.540.
Fakta ini dikuatkan dengan hasil pemeriksaan laboratorium kesehatan daerah (Labkesda) Dinas Kesehatan DIJ. Hanya saja hasil pemeriksaan berbeda. Racun yang digunakan adalah jenis Kalium Sianida atau (KCN). “Dari pemeriksaan laboratorium kesehatan yang digunakan racun adalah kalium sianida. Barang ini dipesan melalui aplikasi online. Sudah lama, pesannya sudah dari 3 bulan lalu,” jelas Burkan.
Racun tersebut, lanjutnya, dicampur dengan takjil sate. Nani menaburkan racun padat tersebut ke bumbu sate. Untuk kemudian diantar dengan jasa ojol. Berdasarkan fakta ini, penyidik memastikan Nani merencanakan secara matang. Mulai dari pembelian racun hingga pengantaran paket makanan. Termasuk menghilangkan jejak dengan pergantian kendaraan dari Honda Vario AB 6748 AM ke Honda Beat AB 2187 JF.
Penyidikan terhadap kasus masih berlangsung. Termasuk untuk melacak ide pembelian racun hingga pengiriman paket makanan. Pihaknya juga masih mengumpulkan keterangan dari beberapa saksi. “Inspirasi beli masih kami dalami. Apakah ada orang yang jadi tempat cerita dia. Untuk mencaritahu bagaiman caranya (meracuni). Ini proses penyidikan,” ujarnya.
Kapolres Bantul AKBP Wachyu Tri Budi menjelaskan detail pemesanan racun sianida. Dipesan melalui e-commerce oleh Nani medio 28 Maret 2021. Berupa sodium sianida (NaCN) seberat 250 gram. Dengan biaya total pembayaran Rp 224.540.
Wachyu sempat menunjukkan tangkapan layar pemesanan. Tertulis nama pemesan atas nama Tika Nana. Alamat pemesanan Jalan Veteran Pandeyan Kota Jogja. “Kalau hasil pemeriksaan laboratorium positif sianida. Tepatnya di bumbu sate dan sate lontong bumbu campur,” katanya.
Terpisah, Kapolresta Jogja Kombes Pol Purwadi Wahyu Anggoro membenarkan bahwa sasaran awal penerima takjil maut adalah salah satu anggotanya. Sosok ini bernama Aiptu Tomi Astanto. Walau begitu dia belum mengetahui motif atau latar belakang pengiriman tindakan tersebut.
Perwira menengah tiga melati ini memastikan anak buahnya adalah sosok yang baik. Selain itu juga berprestasi dalam berbagai bidang. Terbukti dari kiprahnya dalam pemecahan sejumlah kasus di wilayah hukum Polresta Jogja. “Iya benar anggota saya di Satreskrim. Kalau posisinya kurang paham tapi sosoknya ini baik dan berprestasi,” jelasnya dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (3/5).