CIREBON- Kantor Staf Kepresidenan (KSP) menyebut musim mudik 2021 ini sebagai musim mudik yang ngeyel. Kerja para petugas pengamanan di pos-pos penyekatan harus lebih ekstra. Harus banyak bersabar menghadapi pemudik yang emosional. Sudah dilarang, disekat, tetap ada yang nekat.
Hal itu disampaikan Joko, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Bidang Informasi dan Komunikasi Politik. Saat memonitor pelaksanaan pemeriksaan dokumen kendaraan dan identitas pemudik di Pos Penyekatan Krucuk, Kota Cirebon, Jumat (7/5), Joko mengatakan ada perbedaan pada larangan mudik 2020 dan 2021 ini.
“Tahun 2020 larangan mudik berhasil karena ketakutan masyarakat masih tinggi. Dan saat ini 2021 musim mudik yang ngeyel. Karena masyarakat merasa aman, merasa sudah divaksin dan kebal. Padahal pandemi Covid-19 belum selesai,” ujar Joko.
Maka evaluasinya, sambung Joko, pemeriksaan di pos-pos penyekatan harus tetap dilaksanakan. Walaupun euforia orang berangkat mudik emosionalnya tinggi. “Petugas di lapangan harus lebih sabar, mengedepankan pendekatan persuasif dan humanis dalam menerapkan larangan mudik ini,” tuturnya.
Dia mengakui secara prinsipal pemerintah tidak mungkin bisa menahan 100 persen orang tidak mudik. Upaya pemerintah memberlakukan larangan mudik ini harus dibarengi dengan pengorbanan masyarakat merelakan dirinya untuk tidak mudik. “Ini upaya untuk mengurangi. Kalau tidak ada larangan, ada lebih dari 20 juta orang melakukan mobilisasi. Di India karena 5 juta orang melakukan upacara keagamaan, membuat layanan kesehatan di sana kolaps,” tuturnya.
Pada kesempatan itu, Walikota Cirebon Nashrudin Azis mengatakan pihaknya mendukung penuh kebijakan soal larangan mudik guna menekan dan mengurangi potensi penyebaran virus corona yang diakibatkan mobilisasi orang. Pihaknya juga mendukung para petugas gabungan yang bekerja di lapangan, seraya mengingatkan untuk terus menjaga kondisi dan kesehatan di tengah kerja dalam menjalankan tugas negara ini.
PUTAR BALIK DI CIREBON
Meski larangan mudik sudah diberlakukan, nyatanya masih banyak masyarakat yang membandel. Terbukti, setelah dua hari dilakukan penyekatan di 9 titik pos yang ada di wilayah hukum Polresta Cirebon, ada ribuan pemudik yang terjaring.
“Sampai dengan hari kedua (kemarin) pemberlakuan penyekatan di Kabupaten Cirebon, sudah ada sekitar 2.039 kendaraan yang sudah kita periksa. Dari sebanyak itu, ada sekitar 1.245 kendaraan yang kita paksa untuk putar balik,” kata Kapolresta Cirebon Kombes Pol M Syahduddi.