Dijelaskan, sebanyak 1.245 kendaraan yang diharuskan purar balik itu di antaranya 565 kendaraan bermotor, 618 unit kendaraan roda empat, 29 penumpang, dan 33 kendaraan pengangkut barang. “Didominasi kendaraan roda dua dan roda empat. Kendaraan angkutan barang juga ada yang kita putarbalikan. Kalau travel gelap, tidak ada,” kata kapolresta.
Menurut Syahduddi, pada hari kedua penyekatan relatif sepi. Pengendara yang ditemukan akan melakukan mudik lebih sedikit dari hari pertama penyekatan. Dari semua penyekatan di 9 titik kemarin pihaknya memutarbalikan 288 kendaraan. “Hari kedua siklusnya landai. Data kita sampai siang ini (kemarin) sekitar 288 kendaraan yang terindikasi melakukan mudik yang sudah kita kembalikan ke daerah asalnya. Mereka didominasi dengan kendaraan pribadi,” jelasnya.
Selain penyekatan, petugas juga melakukan tes antigen kepada para pemudik. Sedikitnya sudah 250 orang yang terindikasi mudik dilakukan tes antigen oleh petugas. Yang tidak menggunakan masker juga akan diberikan masker oleh polisi wanita (polwan) yang bertugas di lapangan.
Sementara pantauan Radar, salah satu titik penyekatan jalur alternatif perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah ada di Kecamatan Ciledug. Lokasi itu menjadi prioritas penyekatan pemudik karena sering digunakan travel gelap ataupun pemudik lainnya yang menghindari penyekatan di jalur pantura.
Perwira Pengendali Pos Check Point Ciledug AKP Awan Suryawan mengatakan jalan alternatif perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah menjadi prioritas penyekatan. “Jalan ini merupakan jalan alternatif yang berbatasan langsung dengan Jawa Tengah. Ini 500 meter lagi sudah Jawa Tengah. Tapi yang tahu jalan ini sedikit. Ya paling orang Brebes dan Ciledug dan sekitarnya. Tapi tetap saja potensi-potensi (travel gelap) tetap besar untuk melintas jalan ini,” ungkapnya.
Awan menjelaskan, sejak Jumat pagi (7/5) hingga pukul 15.00 WIB, sudah ada 80 kendaraan plat luar Cirebon diperiksa. Terdiri dari 60 sepeda motor serta 20 mobil. Dari jumlah itu, ada 1 kendaraan yang diputarbalikkan karena tidak dilengkapi surat-surat bebas Covid 19 dan keterangan kesehatan lainnya.
Sisanya 79 kendaraan lainnya merupakan pengemudi dan penumpang warga lokal. “Jadi mereka itu kendaraannya saja plat nomor luar kota, tetapi warganya ya warga sini. Orang lokal semua kebanyakannya, sehingga kita tidak putarbalik,” ungkapnya.