Kemenhub mengusulkan dua rencana kepulangan pemudik yaitu menunda waktu kepulangan dan melakukan tracing secara intensif di beberapa titik lokasi. Budi juga mengusulkan untuk memberikan testing secara gratis bagi pemudik dengan perjalanan darat dan tracing dalam waktu singkat bagi pemudik yang menggunakan perjalanan udara.
“Pertama, menunda kepulangan supaya tidak bertemu di satu tempat tertentu. Kedua, kami usulkan dilakukan tracing yang intensif di beberapa tempat yang konsentrasinya besar. Katakanlah di Madiun, Ngawi, Surabaya, Solo, Yogya, Semarang, Cirebon, Jakarta, bahkan yang dari Sumatera di Bakauheni dilakukan tracing secara intensif,” tambahnya.
Selain itu, ia mengatakan saat ini sedang dilakukan persiapan kepulangan bagi pekerja migran Indonesia (PMI) dari Malaysia. Kemenhub telah menyiapkan beberapa moda transportasi baik darat maupun laut untuk mengangkut para PMI sampai ke tempat tujuan akhir.
“Ada beberapa hal yang mungkin kami tambahkan bahwa perlu satu konsentrasi dari pulangnya PMI dari Malaysia baik di titik Kepulauan Riau, maupun di titik Kalimantan Barat, dan Kalimantan Utara. Oleh karenanya, Kementerian Perhubungan menyiapkan kapal-kapal untuk mengangkut ke tempat tujuan akhir dan juga bus,” ucapnya.
Lebih lanjut Menhub menegaskan tidak ada penerbangan charter dari luar negeri bagi para tenaga kerja yang akan pulang ke Indonesia selama masa peniadaan mudik. “Berkaitan dengan penggunaan pesawat udara, tadi sudah disetujui tidak ada lagi penerbangan charter selama masa peniadaan mudik ini sehingga kalau ada tenaga-tenaga kerja disarankan menunda perjalanan,” tandasnya.
Kepulangan para pekerja migran ke Tanah Air diprediksi mencapai hampir 50 ribu orang. Jumlah ini terjadi pada periode Maret hingga Mei 2021. Banyaknya pekerja migran yang kembali dalam periode tiga bulan tersebut, diperlukan penanganan khusus agar berjalan dengan lancar.
Hal tersebut disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian yang juga Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Airlangga Hartarto saat memberikan keterangan pers, Senin, (10/5).
Ia mengatakan, terkait pekerja migran, bahwa periode Maret, April, Mei itu diprediksi mencapai 49.682 orang. “Dimana di bulan April kemarin 24.215 pekerja migran dan di bulan Mei adalah 25.467. Ini yang diperlukan penanganan secara khusus,” jelas Airlangga.