Sekolah Sunyi Sepi

Sekolah Sunyi Sepi
0 Komentar

Dikatakan, kapasitas kelas hanya boleh terisi 50 persen. Kurang atau lebih ada 20 orang. Waktu mereka belajar di kelas juga dipersingkat. Hanya 3 jam. Tidak ada waktu istirahat. Karena mempertimbangkan siswa lain yang menunggu giliran di jam berikutnya. SMPN 11 punya 4 titik masuk akses menuju sekolah. Untuk meminimalisasi risiko desak-desakan.
Orang tua hanya diperbolehkan mengantar hingga gerbang sekolah. Tak diperkenankan untuk masuk. Sekolah itu juga telah membentuk semacam tim gugus tugas untuk memantau tiap orang di lingkungan sekolah agar benar-benar mematuhi prokes. Jika tidak akan kena tegur. Jika ngeyel dipersilahkan untuk keluar.
SMPN 11 punya aplikasi sendiri selama masa pembelajaran jarak jauh (PJJ). Selain menyimak pembahasan PJJ yang pernah ditayangkan Radar Cirebon Televisi (RCTV). Selama lebih dari setahun itu, guru-guru masih tetap berangkat ke sekolah. Untuk beragam keperluan. Seperti menyiapkan video pembelajaran. Atau melayani keperluan orang tua siswa yang datang ke sekolah. Dan lain-lain. “Tapi tidak semua guru, hanya 50 persen atau setengahnya,” jelas Kamid.
Aplikasi pembelajaran tersebut juga mengakomodir absensi para guru. Jam 12 mereka dipersilahkan pulang. Kecuali Sabtu dan Minggu sekolah libur total. Tak hanya guru, bagian kebersihan juga masih bertugas tiap harinya.
Lebih dari segala persiapan dan usaha yang dilakukan, diakui Kamid, PJJ tidak bisa disamakan dengan pembelajaran tatap muka. Karena tugas seorang guru bukan hanya memberikan materi. Lebih dari itu mendidik dan membentuk karakter. “Hakikinya di sekolah itu transfer ilmu, kebaikan dan sikap atau attitude. Itu penting. Tak sekadar menjadikan anak pintar Matematika atau Bahasa Inggris,” ungkapnya.
Interaksi antara guru dengan siswa tidak akan bisa tercapai maksimal melalui zoom meeting. Sehingga tak menyentuh pembelajaran mengenai etika atau moral. Meski begitu Kamid berharap para siswa masih mendapatkan itu di luar kelas. Baik dari keluarga atau orang di sekitar lingkungan.
Di SMAN 8 Cirebon, sarana dan prasarana sekolah yang memiliki 30 ruang kelas itu telah siap menghadapi KBM tatap muka. Tiap kursi dalam kelas telah diatur jaraknya. Sekitar 1,5 meter. Kursi yang tidak boleh ditempati diberi tanda silang.

0 Komentar