Tribun utama menghadap ke seluruh luas area taman. Semilir angin sesekali berhembus. Menghempas dedaunan di sekitar Taman Krucuk. Semerbak aroma tempat pembuangan sampah (TPS) ikut hinggap di hidung. Vandalisme hingga pakaian dalam wanita mengalihkan pandangan mata.ADE GUSTIANA, CirebonTRIBUN tempat duduk ini lumayan luas. Berundak-undak. Sebanyak empat tingkat. Tiap pondasinya dicat mural. Hasil karya tangan-tangan kreatif. Bagus. Warna-warni. Enak dipandangan mata. Tapi dinodai tangan-tangan jahil. Yaitu mereka yang melakukan vandalism, bertuliskan ungkapan kekecewaan hati. Cenderung kasar. Dari bahasa yang digunakan seperti hasil coretan anak baru gede.
Berlama-lama di tempat ini sebenarnya tak masalah. Nyaman. Karena di atasnya juga sudah beratapkan seng. Disanggah besi-besi yang telah dicat hitam. Kokoh. Adem. Asal mata tidak melirik ke mana-mana. Karena di sekitar area ada sampah-sampah yang cukup mengganggu. Entah karena kebetulan, kemarin juga terlihat ada bekas pakaian dalam wanita. Warna putih. Terlihat kotor. Berbercak.
Belum lagi ketika angin menghempas. Aroma TPS sementara tepat di belakang tribun terbawa. Baunya sudah bisa dianalisa. Kemarin siang tak banyak yang mengunjungi taman gerbang Kota Cirebon dari wilayah utara ini. Tak seperti Taman Wahana Tata Nugraha di depan Terminal Harjamukti, Taman Krucuk memiliki space parkir yang cukup.
Di dekat pintu masuk utama tak jauh dari lokasi parkir itu, ada halte. Sesekali ada pedagang kaki lima yang mangkal di halte tersebut. Sekeliling taman ditumbuhi pepohonan. Lumayan membuat teduh jalanan di sekitarnya. Yang dari Jalan Slamet Riyadi arah Jalan Sunan Gunung Jati itu. Space trotoar untuk pejalanan kaki juga dimanfaatkan dengan baik.
Tapi, melongok ke arah saluran air sudah tidak karu-karuan. Dipenuhi dedaunan yang berguguran. Juga sampah-sampah plastik dan styrofoam. Vandalisme umpatan bertuliskan: Dewan Perwakilan Rampok juga terlihat tak jauh dari gapura Taman Krucuk. Mengotori salah satu dinding bangunan taman. Tumbuhan di pembatas taman juga tak terawat.
Di bagian dalam justru terasa lebih gersang. Tak ramah saat siang hari. Hanya ada segelintir pohon. Itu juga tak rimbun. Dedaunan yang berguguran itu juga terlihat hingga bagian dalam. Rumput ilalang sudah mulai meninggi.