Taman Krucuk menjadi salah satu yang ikonik. Konsep taman dibuat menarik. Melalui struktur bangunan yang dirancang sedemikian rupa. Instagramable sebetulnya. Terlihat dari perpaduan cat yang warna-warni. Tak hanya di pondasi tribun tadi. Tapi juga di area sekitarnya. Meski cat itu sendiri sudah mulai kusam.
Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP) Kota Cirebon Agung Sedijono mengatakan, sejak awal 2020 Pemkot Cirebon sedang bergairah mengajak perusahaan menggelontorkan dana CSR. Yakni untuk pengelolaan dan peremajaan taman yang dekat dengan perusahaan tersebut.
Sayangnya rencana itu sempat pupus. Karena pandemi Covid-19 Maret 2020 saat itu. “Pada intinya pelaku usaha siap sedia menyumbangkan sebagian hasil usahanya untuk taman,” kata mantan kepala KPBD Kota Cirebon itu.
Agung mengaku dana pengelolaan taman milik Pemkot Cirebon terbatas. Jadi dana yang digelontorkan hanya sebatas untuk perawatan. Seperti memotong dan menyiram tanaman. Melakukan bersih-bersih dan monitoring. Kendala lain adalah jumlah personel yang terbatas. Dari seluruh taman hanya dikelola 47 personel. Yang dibagi menjadi 3 kelompok kerja.
Karena dana yang terbatas itu juga DPRKP tak bisa berharap lebih terhadap rencana peremajaan atau rerekonstruksi bangunan. Kecuali taman-taman yang memang rusak. Dan memerlukan perbaikan. “Kita lebih memelihara taman yang ada. Seperti memotong, memotong, menyiram. Tidak melakukan perubahan atau ganti jenis tanaman atau sarana penunjang lainnya, karena kondisi anggaran itu,” katanya. (*/bersambung)