Affiati mendorong Pemkot Cirebon untuk memberikan perhatian yang serius kepada taman-taman yang dikelola. “Karena semakin hari semakin habis lahan yang tersedia untuk taman,” sambungnya. Apalagi sekarang, katanya, sumber daya manusia sudah semakin baik.
Seharusnya pengelolaan semakin maksimal. Ada tenaga yang direkrut khusus untuk merawat taman. “Namun mungkin masih kurang jika dibanding dengan kebutuhan,” lanjutnya.
Affiati membeberkan sejumlah opsi agar taman-taman tetap terawat. Terlihat cantik dan nyaman dikunjungi. Pertama disebutnya, taman harus ada fasilitas bermain. Tempat sampah lalu wifi. Ya, yang disebut ketua dewan itu, nyaris tidak terpenuhi di 3 taman utama di Kota Cirebon: Taman Wahana Tata Nugraha, Taman Krucuk dan Taman 3 Penari Topeng di Jalan Merdeka. “Bagi taman-taman yang besar dan luas, harus ada petugas yang siaga. Kalau taman yang sempit dan kecil, mungkin petugas bisa merangkap,” bebernya.
Lalu 47 taman yang ada di Kota Cirebon itu, saran Affiati, agar dilombakan. Penilaian diukur berdasarkan penataan taman, kebersihan dan jumlah kunjungan. Perusahaan sekitar taman diharapkan ikut berkontribusi. Setidaknya mengelola satu taman. Bisa ditunaikan melalui program CSR.
Sarannya lagi, tiap taman menyediakan buku tamu untuk mendata pengunjung yang datang. “Bagi masyarakat di sekitar taman kiranya bisa diimbau untuk sama-sama menata taman tersebut,” tukasnya. (*)