CIREBON– Selama masa siaga lebaran Dinas Kesehatan Kota Cirebon melakukan swab test antigen terhadap 765 orang di pusat keramaian dan tempat wisata. Hasilnya 4 orang dinyatakan reaktif. Mereka yang reaktif itu berasal dari luar Kota Cirebon.
“Semua yang reaktif berasal dari luar wilayah Kota Cirebon,” ujar Kabid Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan Dinkes Kota Cirebon dr Sri Laelan Erwani kepada Radar Cirebon. Laelan tak henti mengingatkan agar masyarakat patuh terhadap protokol kesehatan. Jangan lengah. Agar mata rantai penyabran virus segera terputus.
Hingga Kamis (27/5) ada 5.572 pasien terkonfirmasi positif di Kota Cirebon. Sebanyak 454 masih menjalani isolasi dan 208 orang meninggal. Kepala Seksi Surveilans Imunisasi Dinkes Kota Cirebon Bastijan SKM mengatakan, tracing masih terus dilakukan oleh pemkot. Khususnya di tempat keramaian. Melalui swabtest antigen.
Kapasitas tempat tidur pasien Covid-19 di RSD Gunung Jati bertambah 40. Dari sebelumnya 100 kapasitas. Bahkan jika terjadi outbreak atau ledakan kasus, halaman Hotel Ono’s akan dibangun tenda untuk menampung pasien.
Pemkot Cirebon memang lebih intensifkan tracing dan testing di tingkat mikro pasca libur lebaran 2021. Tes rapid antigen kini juga bisa dilakukan di semua puskesmas di Kota Cirebon. Sejak berakhirnya libur Idulfitri pemerintah pusat sudah mengingatkan ke setiap pemerintah daerah untuk meningkatkan pengawasan di tingkat mikro.
Sebagai informasi, sejak 18 Mei tes rapid antigen telah tersedia di semua puskesmas di Kota Cirebon. Disediakan untuk mempermudah dan memperluas layanan. “Diberikan secara gratis untuk masyarakat Kota Cirebon,” ungkap Bastijan. Masyarakat yang membutuhkan layanan tes rapid antigen diimbau untuk mendatangi puskesmas terdekat sebelum bepergian.
Sementara itu, naiknya kasus terkonfirmasi positif Covid-19 secara signifikan menjadikan zona risiko penularan di Kota Cirebon menjadi merah. Penambahan yang tinggi ini diakibatkan kumulatif karena banyak fasilitas medis yang melaporkannya tidak secara harian.
Ketua Harian Satgas Covid-19 Kota Cirebon Drs H Agus Mulyadi MSi menjelaskan kondisi kenaikan kasus yang tinggi ini diharapkan tidak terjadi lagi pada proses evaluasi penilaian tingkat risiko penularan Covid-19 di tingkat provinsi pada periode berikutnya.