CIREBON– Swab antigen yang dilakukan di sejumlah titik perbatasan di Cirebon bisa saja berpindah lokasi. Yakni ke lingkungan RT dan RW. Hal ini mengingat sebagian besar kasus Covid-19 di Kota Cirebon merupakan mereka yang tertular dari klaster keluarga yang selama ini tidak terdeteksi.
Hal ini dibenarkan oleh Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Barat sekaligus Ketua Divisi KP4A Satgas Covid-19 Jawa Barat Drs Mochamad Ade Afriandi MT. Rencananya, kata Ade, untuk hari ini (31/5), akan dilakukan kembali swab antigen di perbatasan yang sama seperti hari Sabtu (29/5) kemarin, yakni Jalan Tuparev tepatnya di PDAM dan CBC, serta Siliwangi yang berada di Gedung Negara atau Bakorwil.
Namun begitu, sambungnya, ada masukan dari Kadinkes Kota Cirebon dr Edy Sugiarto MKes untuk melakukan swab antigen ke RT dan RW terkait munculnya klaster keluarga di Kota Cirebon. “Jadi masih jadi pertimbangan antara Pak Sekda dan Pak Kadinkes apakah besok (hari ini, red) ke pemungkiman atau misal level RT atau RW. Ada kemungkinan. Tapi kami juga sudah masuk 2 tim ke kelurahan yang berzona merah,” imbuh Ade.
Sementara itu, hingga Senin (31/5) Kota Cirebon masih menyandang status zona merah Covid-19. Berisiko tinggi penularan. Dinkes Kota Cirebon sendiri menargetkan bisa kembali ke zona oranye dalam dua minggu. “Kita berharap selama dua minggu ke depan Kota Cirebon sudah kembali ke zona oranye. Sambil terus jangan lengah melakukan 3T dan 5M,” ujar Kepala Dinkes dr Edy Sugiarto MKes kemarin.
Dia membeberkan, zona merah dengan risiko tinggi di Kota Cirebon terjadi karena ada penumpukan data di rumah sakit dan laboratorium swasta. Sehingga lonjakan kasus tercatat signifikan. “Rumah sakit dan laboratorium laporannya berbarengan. Sehingga terlihat ada lonjakan kasus pada satu hari,” ujarnya.
Padahal, kata Edy, dua minggu lalu Kota Cirebon masih status zona oranye. Dia mewanti-wanti, mengingatkan, agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan. Jangan berlaku abai karena banyak titik lengah yang rentan terjadi transmisi virus. “Sebagian besar mereka yang tertular dari klaster keluarga yang tidak terdeteksi,” ungkapnya.