DARI AKUMULATIF KE REALTIME

DARI AKUMULATIF KE REALTIME
0 Komentar

 
Sempat kembalinya Kota Cirebon ke zona merah, diakui Pemkot Cirebon sebagai kesalahan input data yang diakumulasi secara bersamaan. Baik dari laboratorium swasta atau rumah sakit. Pemkot Cirebon segera berbenah sistem pelaporan. Yakni dari pelaporan akumulatif ke realtime.
****
SEKRETARIS Daerah (Sekda) Kota Cirebon Drs H Agus Mulyadi MSi mengaku sudah mengundang para pengelola laboratorium, puskesmas hingga rumah sakit, untuk melakukan input data secara realtime tersebut. “Jangan menunggu. Jangan ditumpuk. Mending realtime, supaya data perkembangan kasusnya berdasarkan kondisi yang sebenarnya. Terkait itu, sudah diinformasikan,” tukasnya.
Gus Mul –sapaan Agus Mulyadi- menjelaskan, angka aktif Covid-19 di Kota Cirebon mulai turun. Bed occupancy rate (BOR) di Kota Cirebon juga masih aman. BOR atau keterisian rumah sakit pasien Covid-19 ada di angka 42 persen. “Bahkan untuk RSD Gunung Jati dan Ciremai sekitar 30 persen,” ungkap Agus.
Dikatakan, upaya meminimalisasi risiko penularan itu terus dilakukan. Seperti melalui tes masal rapid test antigen di sejumlah titik. Agar peta penyebaran bisa terdeteksi. Rapid antigen selama tiga hari berturut-turut yang dimulai sejak Sabtu (29/5) kemarin, dua di antaranya ada yang reaktif. Ditindaklanjuti dengan tracing dan testing swab test PCR.
“Antusiasme masyarakat untuk rapid test antigen cukup baik. Bahkan ada beberapa yang memang sengaja mencari dan datang untuk dites,”ungkapnya.
Seperti diketahui, zona risiko Covid-19 Kota Cirebon telah berubah menjadi oranye pada akhir Mei (31/5). Dari sebelumnya zona merah. Walikota Cirebon Drs H Nasrudin Azis SH menyampaikan, perubahan zona risiko ke sedang merupakan akibat dari meningkatnya kedisiplinan masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan. Juga kerja keras Satgas Covid-19.
Perubahan zona terjadi karena perkembangan sangat dinamis di Kota Cirebon. Terutama karena posisi Kota Udang ini banyak dikunjungi masyarakat dari berbagai daerah. “Karena itu masyarakat wajib memproteksi diri dengan melaksanakan protokol kesehatan secara disiplin,” tuturnya.
TANGKAL HOAX SEPUTAR VAKSIN
Sementara itu, informasi yang beredar di masyarakat seputar vaksinasi banyak bertebaran. Tak semua informasi itu valid. Beberapa ada yang menyesatkan. Karena itu satuan tugas (satgas) Covid-19 gencar woro-woro. Melakukan sosialisasi kalau vaksinasi itu aman. Termasuk bagi lansia.

0 Komentar