CIREBON- Sejumlah desa di Kabupaten Cirebon dikategorikan sebagai desa rentan atau berpotensi bencana alam, termasuk banjir. Untuk itu, BPBD Kabupaten Cirebon membentuk desa tangguh bencana (Destana). Hingga saat ini, sudah ada sekitar 27 desa yang sudah menjadi Destana.
Fasilitator Destana BPBD Kabupaten Cirebon, Reynaldi Indra Santoso mengatakan, setelah dibentuk, masyarakat Destana mendapat pelatihan penanganan bencana alam. “Minimalnya, bisa menyelematkan diri dan keluarganya terlebih dahulu ketika terjadi bencana alam,” kata Reynaldi.
Menurutnya, pelatihan sangat berguna untuk memberikan informasi dan kenyamanan bagi masyarakat terkait bagaimana cara menangani bencana, sehingga bisa ditanggulangi lebih cepat. “Jadi harus disiapkan mentalitas masyarakat desa rawan bencana ini agar mengerti dan paham apabila terjadi bencana harus berbuat apa dan bagaimana langkah awal yang harus dilakukam ketika terjadi bencana,” tuturnya.
Diungkapkan Reynaldi, saat ini baru terbentuk sekitat 27 desa kedalam Destana. “2019, sudah ada 9 desa yang terbentuk, 2020 tidak ada penambahan karena sedang pandemi Covid-19. Kemudian tahun 2021 ini dilanjutkan dengan 18 desa yang akan menjadi Destana,” ujarnya.
Dijelaskan Reynaldi, tidak semua desa-desa menjadi Desatana, tetapi diprioritaskan bagi desa yang mempunyai potensi dan rentan bencana.
Sementara itu, Ketua Destana Desa Gebang Ilir, Sulaeman mengatakan, dengan adanya pelatihan penanganan bencana alam ini diharapkan masyarakat tidak bisa tanggal dan mengetahui penanganan bencana alam. “Harapan kami, dengan dibentuknya Destana, masyarakat desa bisa mandiri dalam melakukan penanganan bencana sebelum tim SAR atau tim BPBD menolong,” ujarnya. (den)