Berangkat dari Program Kampung Iklim (Proklim) Lestari, RW 8 Merbabu Asih di Kota Cirebon kerap jadi contoh. Manajemen pengelolaan lingkungan telah berjalan dengan baik. Termasuk dalam mengatasi persoalan sampah. Bisa beres di tingkat RW.ADE GUSTIANA, Cirebon
Â
PERAN dan kesadaran bersama dibutuhkan. Melibatkan anak muda dan orang yang dituakan. Tak sulit menemukan tempat sampah di RW yang masuk wilayah administrasi Kelurahan Larangan tersebut. Ada dua jenis tempat pembuangan: organik dan anorganik. Banyak ditemukan di sisi jalan atau gang. Juga depan rumah-rumah warga.
Tiap minggu sampah rumah tangga dijarah. Dari rumah ke rumah, petugas anak muda dan usia dewasa itu keliling. Bagi yang dewasa difasilitasi bentor. Dan yang muda menggunakan sepeda kayuh yang bisa diontel empat orang sekaligus. Di belakang sepeda yang menyerupai kendaraan roda empat itu ada keranjang sampah. Menggunakan goody bag sampah-sampah itu diambil dari rumah warga. Ditimbang. Masuk dalam tabungan atau bank sampah.
Kegiatan bank sampah rutin dilakukan. Sampah-sampah dikumpulkan, ditimbang, dihitung, diakumulasi, dan dicairkan saat sudah waktunya. Dicairkan dalam bentuk uang. Bahkan, bisa ditukar dengan emas. Sementara sampah-sampah organik dari rumah tangga dipisahkan. Dikompos. Dijadikan pupuk tanaman di lingkungan tersebut. Khususnya di zona pertanian tengah kota atau urban farming. Dinamakan kampung peduli inflasi. Lokasinya persis di depan Baperkam setempat. Tiap hari dirawat. Disiram.
Sampah anorganik dipilah. Sebagian masuk bank sampah dan menghasilkan uang itu. Sebagian lagi dimanfaatkan sebagai kerajinan rumahan. Misal kerajinan ecobrick. Tiap bulan selalu ada mahasiswa yang melakukan study banding atau kuliah kerja nyata (KKN) di RW yang dihuni 162 kartu keluarga tersebut. Bahkan kedatangan tamu dari perusahaan.
Ketua RW setempat, Agus Supriono, menuturkan, giat program kampung iklim dititikberatkan pada upaya mereduksi sampah. Melalui giat yang telah disebutkan. Kemudian upaya penurunan gas emisi terhadap efek rumah kaca.
“Kebersihan lingkungan semoga menjadi habit atau kebiasaan di masyarakat. Dan Insya Allah menjadi hebat di mata anak cucu kita. Ketika udara bersih, maka derajat kesehatan lingkungan, kesehatan masyarakat menjadi meningkat. Dan angka harapan hidup menjadi optimal,” ujarnya kepada Radar Cirebon, Senin (7/6).