Musim Kemarau, Hanya Garap 87 Hektare Lahan
CIREBON – Sejumlah petani Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, dan Kelurahan Pegambiran Kecamatan Lemahwungkuk, menggiling padi di wilayah Kabupaten Cirebon. Hal tersebut karena pertanian di Kota Cirebon hanya 149 hektare, sehingga, untuk menyediakan penggilingan padi, tidak efektif dan efisien.
Kabid Pertanian dan Pertenakan pada Dinas Pangan, Pertanian, Kelautan, dan Perikanan Kota Cirebon, Ir Iin Inayati mengungkapkan, petani biasanya menggiling ke lokasi terdekat di Kabupaten Cirebon. Hal tersebut karena kendala penggilingan yang memangkas biaya tinggi, sehingga tidak efisien kalau beli alat sendiri.
“Kendala penggilingan itu karena biaya operasional yang tinggi. Tidak sebanding dengan volume padi yang digiling. Kota Cirebon lahannya cuma 149 hektare. Jadi ya untuk listrik dan tenaga, tidak sebanding,” ujar Iin, kemarin.
Sementara itu, untuk hasil penggilingan, rata-rata petani gunakan untuk konsumsi sendiri. Namun, kebanyakan di antara mereka tidak melakukan penggilingan padi. Sehingga, langsung menjual dalam bentuk gabah kepada pengepul.
Sekadar informasi, di Kota Cirebon terdapat 20 kelompok tani dan pangan dengan anggota tani sebanyak 340 orang. Namun, untuk bulan April hingga Oktober, diperkirakan hanya 87 dari 149 hektare yang digarap oleh petani. Dikarenakan, kurangnya air akibat memasuki musim kemarau.
“Kebanyakan, petani tidak mau menanam karena takut kekurangan sumber air. Kecuali kalau dekat dengan sumber air, itu bisa dibantu dengan pompa. Untuk pengadaan BBM pompa juga butuh dana lagi. Paling cuma 60 persen,” tambah Iin.
Petani Kota Cirebon dalam tahun 2020 bisa membukukan produksi sebanyak 1.192,97 ton per hektare. Pemerintah juga berharap, ke depan, akan mengembangkan urban farming ataupun pertanian perkotaan dengan memanfaatkan lahan terbatas di pekarangan dengan menggunakan teknologi pertanian.
“Kalau seandainya Pemkot Cirebon ada lahan untuk digarap, kenapa tidak dikerjasamakan? Harapan kami juga, petani harus terbuka dengan teknologi dan informasi. Terutama untuk penggunaan teknologi pertanian. Karena, untuk meningkatkan lahan, tidak mungkin tanpa teknologi,” tutup Iin. (jerrell)
Petani Takut Bercocok Tanam

