Rencana pemerintah mencatut pajak terhadap barang kebutuhan pokok atau sembako ditentang. Pedagang di Pasar Jagasatru, Kota Cirebon, mencak-mencak. Kecewa. Karena merasa daya beli tanpa dikenakan pajak saja sudah turun. Misalnya tahu tempe yang hargnya sempat melonjak. Sampai-sampai pedagang membandingkan dengan zaman Soeharto. “Waktu zaman Pak Soeharto (Presiden RI kedua, red) tidak seperti ini. Justru masyarakat digalakkan untuk makan tahu tempe,” kata sang pedagang.=====================“KALAU mau mengenakan pajak, jangan sama pedagang kecil seperti kami. Karena pembeli, harga naik Rp500 aja pada ngga mau,” tegas Didi, pedagang tahu-tempe Pasar Induk Jagasatru, kemarin.
Didi kecewa berat. Dia yang sudah berjualan selama 19 tahun merasa kenaikan harga kedelai setahun terakhir terbilang fantastis. Hal yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya.
Didi sendiri mengaku belum mengetahui rencana pemerintah terhadap pengenaan PPN (pajak pertambahan nilai) terhadap kebutuhan pokok sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perikanan itu.
Tapi dia sudah bisa membayangkan. Terhadap rentetan dampak akan rencana tersebut. Harga-harga kebutuhan pokok bakal naik. Daya beli masyarakat semakin dipertaruhkan. “Nanti siapa yang mau makan tahu-tempe kalau harganya terus naik. Kenaikan kedelai yang sekarang saja sudah menimbulkan banyak pertanyaan dan protes dari pedagang,” tukasnya.
Didi lantas membandingkan dengan zaman pemerintah saat dia awal-awal berjualan tahu tempe. “Waktu zaman Pak Soeharto (Presiden RI kedua, red) tidak seperti ini. Justru masyarakat digalakkan untuk makan tahu tempe,” ungkapnya.
Sementara pedagang daging ayam, Tania, memilih pasrah. Dia sadar protes yang akan dilontarkan tidak akan berpengaruh terhadap rencana pencatutan pajak terhadap sembako tersebut. “Ya kita mah orang kecil. Mau bilang tidak setuju atau tidak boleh juga tidak mungkin (berpengaruh, red). Jadi memilih menerima saja,” ucapnya.
Menerima sambil berharap daya beli masyarakat akan mengikuti. Seiring dengan kenaikan harga kebutuhan tersebut. Karena sejauh ini, kata Tania, harga daging dan kebutuhan pokok lain cenderung fluktuatif. Naik-turun. Kemarin siang Tania menjual 1 kilogram ayam seharga Rp32 ribu. Naik Rp4 ribu dari sebelumnya Rp28 ribu. Dia juga tak bisa meraba berapa kenaikan yang akan terjadi jika PPN telah berlaku.