CIREBON – Bus Rapid Trans (BRT) atau Trans Cirebon semakin banyak peminat. Kemarin siang, nyaris tak ada kursi kosong sepanjang perjalanan. Bahkan calon penumpang harus rela antre. Menunggu giliran bus kembali datang. Di sisi lain, tarif BRT hingga sekarang belum juga diputus. Masih digratiskan.
Dari 10 armada, juga baru 2 unit yang dioperasikan. Sementara untuk mengelilingi Kota Cirebon, disiapkan 6 halte. Juga ada yang namanya Bus Stop (BS). Jadi, para penumpang hanya boleh naik dan turun di halte atau BS tersebut. Sedikitnya ada 11 BS yang menghubungkan antarhalte itu.
“Kalau BS naiknya dari depan. Kalau halte dari tengah,” kata Wanto, kondektur BRT saat diajak berbincang.
BS ditandai dengan plang biru. Bertuliskan: Stop Trans Cirebon. BS tak seperti halte dengan pijakan pengantar yang lebih tinggi. Karenanya, yang ingin naik-turun di plang biru itu, harus dari pintu depan. Karena posisinya lebih rendah daripada pintu tengah yang memang dirancang khusus halte.
Naik BRT sekarang juga terjadwal. Jadwal lengkap bisa dilihat di media sosial BRT Trans Cirebon. Itu juga terbukti kemarin. Halte di depan Living Plaza atau dinamakan Halte Monumen Juang, sesuai jadwal –di antaranya tiba pukul 14.57. Dan tepat waktu. Di jam tersebut BRT sudah datang.
Tiap halte juga ada jeda waktu untuk menunggu penumpang, kalau di dalam masih kosong. Tak lama. Sekitar 30 detik. Kecuali penumpang datang banyak atau bergerombol. Akhir-akhir ini, tiap hari memang selalu penuh. Banyak penumpang. Utamanya naik dari halte di depan Kecamatan Kejaksan dan Halte Perikanan dan Kelautan (Jl Sisingamangaraja).
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Cirebon, Andi Armawan menjelaskan, sampai sekarang kehadiran BRT relatif bisa diterima angkutan umum lain. Baik online atau offline. Karena, katanya, BRT konsekuen dalam menaikkan dan menurunkan penumpang. Tak sembarang tempat.
Ke depan, Andi menambahkan, tak menutup kemungkinan trayek BRT hingga ke wilayah tetangga. Selain Kabupaten Cirebon, bisa ke Kabupaten Indramayu, Kuningan atau Majalengka. Karena tujuan BRT, imbuh Andi, tak lain untuk mengurangi pemakaian kendaraan pribadi. Sehingga, meminimalisasi kemacetan di jalan raya.