CIREBON – Dinas Pendidikan (Disdik) bersama Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kota Cirebon melakukan simulasi Pembelajaran Tatap Muka (PTM) tanpa siswa selama dua hari, yakni 21-22 Juni 2021. Dalam simulasi tersebut, para guru melakukan role play sebagai siswa, orang tua, guru, bahkan satgas tingkat sekolah.
Kepala Disdik Kota Cirebon, Irawan Wahyono SPd MPd mengungkapkan, ada banyak hal yang harus dievaluasi berdasarkan simulasi yang dilakukan selama dua hari tersebut. Khususnya dari para tenaga pendidik dan kependidikan yang harus banyak bersimulasi.
“Evaluasinya harus banyak bersimulasi (para guru, red). Harus banyak ditingkatkan dan diadakan. Kaitannya dengan infrastruktur prokes. Hal yang belum ada harus diadakan,” ujar Irawan, kemarin.
Hingga saat ini, pihaknya masih belum dapat menggambarkan kesiapan dari seluruh sekolah di bawah Disdik Kota Cirebon. Pasalnya, pengecekan baru dilakukan pada beberapa sekolah. Dari beberapa sekolah tersebut, juga didapatkan beberapa model sekolah. Seperti, sekolah satu atap, satu kompleks, dan single tapi bertetangga.
“Kalau yang aman sih sekolah yang berdiri sendiri. Tetapi kita juga harus waspadai sekolah satu atap, seperti Kinderfield. Sekolah satu kompleks, seperti SD Kartini dan Pengampon. Serta, sekolah single tetapi bertetangga seperti SMPN 1 dan SMPN 2,” tandas Irawan.
Hal tersebut harus bisa diantisipasi oleh Disdik Kota Cirebon dan stake holder terkait, seperti Dishub dan juga Satpol PP. Dikarenakan, misal di SMPN 1 dan SMPN 2 terdapat jam pulang yang bersamaan dan menunggu angkot secara bersamaan. Sehingga, hal-hal tersebut patut diwaspadai.
Irawan juga menambahkan, pelaksanaan PTM hingga saat ini belum bisa dinyatakan bulan Juli 2021. Pasalnya, guru-guru harus sering bersimulasi supaya Disdik Kota Cirebon bisa mengevaluasi kekurangannya. Pembiasaan juga harus dilakukan, karena simulasi baru sekali atua dua kali dilakukan.
“Kelihatannya masih baru dan belum terbiasa. Kita masih belum bisa melibatkan siswa karena harus ekstra ketat kalau melibatkan siswa. Untuk sekarang ini, guru-guru masih bermain peran. Ada yang menjadi siswa, orang tua, tenaga kesehatan, guru, dan sebagainya,” jelas Irawan.
Rencananya, Disdik akan menerapkan PTM dengan mekanisme pembatasan seminggu dua hari dan dibatasi dua jam. Nantinya, dalam waktu satu minggu (enam hari) akan digunakan oleh guru-guru untuk mengadakan PTM untuk siswa selama dua hari.