MAJALENGKA – Sejumlah apotek di Kabupaten Majalengka mulai mengalami kekurangan ketersediaan obat-obatan dan vitamin yang dijual. Kelangkaan ini mulai terjadi seiring banyak masyarakat yang ingin mencegah tubuhnya dari serangan virus Corona yang terus meningkat dalam beberapa pekan terakhir ini.
Sekertaris Dinas (Sekdis) Kesehatan Kabupaten Majalengka, H Agus Susanto mengungkapkan, pihaknya telah memantau ketersediaan obat-obatan dan vitamin di sejumlah apotek.
Pihaknya menginformasikan, ada temuan kelangkaan dua produk farmasi. Berdasarkan pantauan ke beberapa apotek, untuk ketersediaan vitamin ini jadi fenomena yang sama pada tahun 2020 di mana saat itu masker langka. “Sekarang obat dan vitamin langka,” kata Agus dikonfirmasi Jumat (9/7).
Agus menyebutkan, kelangkaan yang terjadi saat ini disebabkan karena tingginya permintaan dari masyarakat yang merasa khawatir akan kondisi Covid-19. Sehingga memborong obat dan vitamin di apotek.
Tingginya permintaan itu juga membuat distributor obat-obatan dan vitamin mulai kewalahan memenuhi stok yang diminta apotik maupun instansi. “Hampir semua distributor sudah kewalahan untuk memenuhi kebutuhan baik apotek maupun institusi. Jadi memang terjadi kelangkaan karena permintaan dari masyarakat yang cukup banyak,” ujarnya.
Untuk mengatasi kelangkaan itu, Dinkes Kabupaten Majalengka sedang mencari cara agar kebutuhan vitamin dan obat-obatan di apotek bisa terpenuhi. “Kita sedang pikirkan bagaimana untuk memenuhi kebutuhan baik itu obat-obatan dan vitamin yang memang dibutuhkan untuk pencegahan dan penanganan kasus Covid-19,” jelasnya.
Sementara, salah satu warga yang biasa mengonsumsi vitamin di kala pandemi Covid-19, Asep Trisno (44) mengaku, saat ini ia acap kali menemukan harga vitamin yang relatif lebih mahal dibanding waktu awal pandemi.
Paket obat yang dia biasa beli, berisi beragam vitamin, mulai vitamin C, B komplek, vitamin D dan vitamin E serta obat penurun panas dan batuk. “Iya benar harga paket obat yang saya biasa beli naik. Semula harga satu paket hanya Rp400 ribu, seminggu kemudian satu lembar obat naik dari Rp125.000 menjadi Rp200 ribu,” katanya.
Ia menyatakan, obat tersebut juga hanya tersedia di satu apotek. Sedangkan, apotek yang lain setelah didatangi tidak ada. Paket obat itu hanya ada di satu apotek saja sementara apotek lain dijelajahi tidak tersedia. (ono)
Obat dan Vitamin di Apotek Mulai Langka

