Dua Hari Tambah 241 Kasus Covid-19 di Majalengka

Dua Hari Tambah 241 Kasus Covid-19 di Majalengka
TETAP JALAN: Kegiatan bimbingan pra-manasik bagi para calhaj di Islamic Center Indramayu, Senin (9/3). FOTO: ADUN SASTRA/RADAR INDRAMAYU
0 Komentar

 
 
MAJALENGKA – Angka kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Majalengka masih belum menunjukkan tren menurun. Sejak dua hari terakhir ini, Sabtu-Minggu (10-11/7) angka kasus bertambah 241.
Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Majalengka H Agus Susanto mengungkapkan, jumlah tersebut masing-masing Sabtu ada kenaikan 187 orang dan Minggu 54 orang. Angka meninggal dunia juga naik dalam dua hari terakhir ini mencapai 16 orang. Di antaranya pada Sabtu 13 orang dan Minggu 3 orang.
“Total sampai Minggu ini angka kasus terkonfirmasi positif Covid-19 sudah mencapai 8.161 orang. Jumlah meninggal dunia karena terkonfirmasi positif Covid-19 juga mencapai 515 orang,” kata Agus.
Untuk isolasi mandiri, total sudah tercatat 2.123 orang selama pandemi Covid-19. Pasien terkonfirmasi yang tengah menjalani perawatan di RSUD Majalengka mencapai 33 orang, dan di RSUD Cideres 48 orang. Sedangkan RS di luar Majalengka pasien tercatat hanya 6 orang. “Untuk sembuh (selesai isolasi) 5.436 orang,” imbuhnya.
Pada akhir pekan ini, sebaran kasus hanya terjadi di 12 kecamatan dan 14 kecamatan tidak ada tambahan kasus baru. Dari 12 kecamatan itu yang paling banyak Lemahsugih dengan tambahan mencapai 12 orang. Sisa kecamatan lainnya di bawah 10 kasus.
Sementara itu permintaan penyemprotan disinfektan di Kelurahan Majalengka Kulon Kecamatan Majalengka meningkat lantaran banyaknya warga yang terpapar virus Covid-19.
Kasi Kesos Kelurahan Majalengka Kulon, Dede juhaedi SE menyebutkan,  Majalengka Kulon masih termasuk zona merah, sehingga penyemprotan ke rumah warga dalam sehari bisa mencapai 6 lokasi. “Ada dua petugas penyemprotan dari kelurahan. saya dan Pak Bagja  dibantu Babinsa dan Bidan Yeni,” katanya.
Demi menghindari petugas penyemprot terpapar virus saat penyemprotan mengenakan APD, dan setelah  selesai satu lokasi penyemprotan langsung dibakar.
Dede mengungkapkan, ada juga warga yang menolak untuk disemprot karena masih beranggapan terpapar virus Covid-19 itu merupakan aib. “Kami pernah ditolak dan diusir saat mau menyemprot rumah warga, makanya sebelum disemprot kami permisi dan minta izin dulu,” ujarnya. (ono/ara) 

0 Komentar