Jumlah kasus Covid-19 di Indonesia sedang berada di fase melonjak tajam. Kebutuhan terhadap pengetesan keterpaparan virus corona juga sedang tinggi. Di lain sisi, dalam proses pengetesan juga harus tetap menjaga protokol kesehatan dan kemudahan akses bagi masyarakat.
=================ATAS kondisi itu, Intibios Lab merespons dengan menghadirkan layanan pengetesan Covid-19 tanpa turun dari kendaraan atau drive thru. Inovasi tersebut kini telah dibuka di Kota Cirebon, yakni di Jalan Siliwangi dan Jalan Rajawali Perumnas.
Dengan layanan ini, masyarakat mendapatkan layanan yang nyaman, privat, sekaligus mengurangi kerumunan warga yang berpotensi menjadi klaster penularan baru, sekaligus mengurangi mobilitas warga.
Direktur Utama Intibios Lab Rio Abdurrachman mengatakan tes usap atau swab test sekarang sudah menjadi kebutuhan, baik untuk keperluan melakukan perjalanan, maupun untuk memeriksakan kesehatan. “Permintaan yang meningkat ini harus direspons dengan layanan yang lebih efisien, cepat, namun tetap memperhatikan kenyamanan dan protokol kesehatan. Kami di Intibios memberi solusi berupa layanan drive thru,” ungkapnya saat pembukaan layanan drive thru di Jalan Siliwangi, Rabu (21/7).
Menurut Rio, Kota Cirebon menjadi pionir layanan drive thru Intibios Lab di luar Jakarta. Sebelumnya, layanan ini sudah tersedia di salah satu gedung perkantoran di kawasan bisnis Thamrin-Sudirman Jakarta. Setelah ini, pihaknya juga akan membuka layanan drive thru di seluruh cabang di Indonesia.
“Di antaranya Lampung, Jakarta, Karawang, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Semarang dan Bogor. Kami berharap layanan ini dapat menjawab permintaan dan kesadaran masyarakat sehingga juga berkontribusi dalam memutus rantai tular Covid-19,” ujar Rio.
Adapun biaya tes swab PCR di Intibios Lab ditawarkan pada harga Rp750.000, di bawah batas biaya yang ditetapkan pemerintah, yakni Rp900.000. Sementara, biaya untuk tes swab antigen Rp170.000.
Intibios Lab merupakan buah kolaborasi sejumlah pengusaha, dokter, dan tenaga ahli laboratorium setelah melihat Indonesia masih mengalami keterbatasan jumlah laboratorium untuk memenuhi rasio pengujian Covid-19 sesuai rekomendasi Badan Kesehatan Dunia (WHO). Kolaborasi ini digagas Enggartiasto Lukita, pengusaha senior dan mantan Menteri Perdagangan RI 2016-2019 bersama pengusaha Sumadi Seng, Belly Budiman, Then Herry, Rio Abdurrachman, dan dr Nanny Djaya.