Ketika ditanya mengenai status Hary, Hendry menegaskan tidak ada masalah secara pribadi. Bahkan, sebagai sesama pembina olahraga disabilitas, Hendry sangat bangga atas prestasi Hary yang juga pernah membela Majalengka di Peparda 2006 Karawang dan Peparda 2010 Bandung.
Justru dari kasus Hary, Hendry kembali mempertanyakan kepedulian Pemkab Majalengka terhadap penyandang disabilitas, khususnya di bidang olahraga. Bahkan, saat ini ada nama Maman, yang juga tercatat sebagai atlet pelatnas NPCI cabor bulutangkis yang poinnya tidak memenuhi syarat lolos Paralimpiade.
Selain itu, ada 7 atlet NPCI Majalengka juga masih masuk dalam tim pemusatan latihan daerah (pelatda) NPCI Jawa Barat yang disiapkan untuk berlaga di Pekan Paralympic Nasional (Peparnas) 2020 di Papua. Termasuk Hendry yang ditunjuk NPCI Jawa Barat sebagai manajer tim renang Peparnas.
“Selama ini kami mempertanyakan apakah ada uang saku jika atlet daerah membela Jabar atau nasional, termasuk apakah ada uang bonus untuk atlet berprestasi,” tanya Hendry.Bahkan saat melakukan audiensi Maret 2021 lalu, pemerintah sempat menjanjikan sekretariat untuk NPCI, tapi sampai saat ini tidak terwujud. Jika KONI selalu mendapat anggaran, namun NPCI yang terpisah dari KONI sejak tahun 2015 sampai saat ini belum pernah menerima anggaran pembinaan.
Pihaknya juga tidak menampik sempat tersiar kabar unjuk rasa dari atlet penyandang disabilitas. Bahkan, menurutnya agenda tersebut bukan batal tapi ditunda. Dia juga tidak membantah atletnya menerima bonus saat berprestasi di Peparda 2018 lalu, namun menurutnya anggaran pembinaan jauh lebih penting dan sangat dibutuhkan.
“Semoga tidak ada lagi atlet yang hengkang seperti Kang Hary, dan semoga dengan kepedulian pemerintah yang lebih baik maka akan lahir Hary-Hary lain dari Majalengka,” pungkas Hendry. (iim)