Selain dari Pemkot Cirebon, biaya pemeliharaan juga disokong program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Di antara perusahaan yang berkontribusi, kata sekda, adalah Bank Indonesia (BI). Kapan alun-alun dibuka untuk umum? Sekda belum bisa memastikan. Karena itu, kata dia, berkaitan dengan status atau level Covid-19 Kota Cirebon yang sekarang masih bertengger di angka empat.
“Nanti kalau sudah ada di PPKM level dua, secara formal baru bisa dibuka untuk umum,” bebernya. Namun fakta di lapangan, siapapun boleh masuk alun-alun tersebut. Tak ada petugas yang berjaga atau mengawasi. Baik terkait pelaksanaan prokes atau pembatasan jumlah pengunjung.
“Secara informal sebagai fasilitas publik, masyarakat boleh mengakses alun-alun. Tentunya dengan tetap menerapkan prokes,” terang Gus Mul.
Dari akses masuk utama dari Jalan Siliwangi, pengunjung juga dibuat kecewa dengan dua wastafel portabel yang tak berfungsi. Pun dengan wadah sabun cuci tangan. Nampak kosong. Air juga tak mengalir. Lagi-lagi kesan kumuh yang diperoleh.
Penampung air wastafel itu nampak sangat kotor. Penuh noda hitam. Sejumlah sudut bangunan wastafel berkarat. Pun dengan tisu, sekadar meninggalkan wadah. (ade)
Rp1 Miliar Tiap Tahun
