CIREBON – Biadab. Seorang tukang ojek, WH (37) warga Kecamatan Palimanan, Kabupaten Cirebon melakukan tindakan asusila kepada gadis di bawah umur. Mirisnya lagi, korban berinisial F (15) warga Harjamukti, Kota Cirebon itu merupakan teman dari anak pelaku.
Tindakan itu bermula saat WH mencari anaknya yang tidak pulang ke rumah. Setelah keliling Pantura, anaknya berinisial CA akhirnya ketemu di lampu merah Plered. Anaknya sedang kumpul dengan temannya sesama anak jalanan. Di sana, WH mengajak CH untuk pulang dengan temannya berinisial F.
F dan CA kemudian dibawa pulang dibonceng oleh WH. Namun sebelum pulang, justru muter-muter dulu dengan alasan mencari ibu CA. Rabu (8/9) sekitar pukul 04.30 WIB, mereka tiba di sekitar eks pabrik gula, Kecamatan Gempol.
Baca Juga:Tiga Pelajar Bolos “Kena Batunya”Kuliah S1 sampai S3 Kian Mudah
WH menyuruh CA menunggu di motor, kemudian F dibawa ke semak-semak yang sepi di sekitar tempat itu. WH kemudian melakukan tindakannya.
WH mengancam, bila F tidak mau melayani nafsu birahinya, akan dibunuh. Saat itu WH mengacungkan golok yang dibawanya. Sehingga, korban ketakutan.
Lantas korban dibawa bersama anaknya pulang. Sempat bermalam di rumah pelaku. Saat tidur dengan CA, korban terus menangis. Hingga akhirnya, F menceritakan kejadian yang baru saja dilaminya kepada CA.
Mendengar cerita dari sahabatnya yang digagahi oleh ayahnya itu, CA geram. Dia kemudian pergi ke Dukupuntang meminta pertolongan kerabatnya.
Sementara pelaku yang mengetahui anaknya pergi ke Dukupuntang hendak meminta pertolongan, langsung mengejarnya. Pelaku memaksa CA agar tidak cerita kepada orang lain.
Namun, CA keukeuh. Sehingga, terjadi perdebatan antara CA dan ayahnya. CA kemudian dipukuli oleh pelaku dan kepalanya dibenturkan ke lantai.
“Keterangan saksi, CA dibenturkan kepalanya ke lantai hingga berdarah. Warga setempat sempat melerai, lokasi juga sampai ramai. Pelaku sempat akan dimassa. Saya saat dapat laporan dari masyarakat langsung ke lokasi,” kata aparat Desa Dukupuntang, Aryudi.
Baca Juga:Bupati Keliling Majalengka, Jaga Kiai dan SantriDitubruk, Terpental ke Aspal
Perangkat desa awalnya tidak ingin ikut campur, karena kejadian tersebut antara orang tua dan anak. Namun, karena masyarakat semakin banyak dan dikhawatirkan pelaku dimassa, kemudian dibawa ke Balai Desa Dukupuntang. Tapi masyarakat tetap tak terbendung.