CIREBON- Sengkarut permasalahan drainase di Kota Cirebon seperti tidak ada habisnya. Setiap musim hujan, pasti menjadi sorotan. Setidaknya ada dua titik yang selalu menjadi bahan kritik bagi pemerintah daerah. Yakni Jalan Cipto Mangunkusumo dan Jalan Terusan Pemuda.
Sekadar ingat-ingatan, pada Januari tahun 2018 lalu, Walikota Cirebon Drs H Nashrudin Azis SH pernah meninjau secara langsung lokasi Terusan Pemuda itu. Bahkan, sampai mengobok-obok gorong-gorong yang ada di lokasi tersebut.
Saat itu Azis menyebut persoalan drainase tidak sesederhana yang dibicarakan. “Ada penyempitan ke hulu yang ada di Jalan Terusan Pemuda,” ujar Azis, ketika itu.
Lambat laun, waktu berganti, hingga tahun 2021, kondisi drainase itu tetaplah sama. Penyempitan terus terjadi. Hingga membuat genangan, bahkan banjir besar terjadi jika Kota Cirebon diguyur hujan deras.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kota Cirebon Syaroni ATD MT mengakui kondisi drainase di Jalan Terusan Pemuda itu masih tetap sama. Pasalnya drainase yang ada mulai dari depan Gedung Kampus IV FK UGJ hingga sebelumnya Kantor DPUTR memiliki luasan yang cukup besar. Namun mengecil ketika berada di depan Kantor DPUTR hingga Kampus III FK UGJ.
“Dari Kampus IV itu menyempit di depan DPUTR. Ditambah lagi itu titik kumpulnya air dari perubahan Bima, Untag, semua turun ke situ. Tapi masuk ke DPUTR itu kondisi drainasenya kecil. Seperti bottle neck,” ujar Syaroni dalam keterangannya kepada Radar, Senin (29/11).
Tak hanya sampai di situ, permasalahan lainnya juga muncul ketika aliran air dari Gedung Kampus III FK UGJ dialihkan ke depan Gedung RRI. Serta dari depan Gedung RRI akan diteruskan ke arah timur atau ke sungai depan Makodim 0614. Ternyata di situ hanya menggunakan pipa kecil.
“Memang dahulu sempat diwacanakan untuk membuat drainase yang cukup besar lurus ke arah timur. Tapi pengerjaannya harus izin ke Kementerian PUPR karena itu jalan nasional,” terangnya.
Selain itu, kontur jalan yang ada di Jalan Terusan Pemuda tersebut juga cukup menjorok ke dalam. Hal itu diakibatkan oleh kemiringan jalan yang terjadi. Dan hal itu juga harus diperbaiki secepatnya. Bahkan, kata Syahroni, sudah diusulkan untuk dimasukkan ke dalam APBD Kota Cirebon. “Kita sudah usulkan. Tapi saya tidak mengerti, kebijakannya itu arahnya ke Covid-19 (anggaran dialihkan untuk penanganan Covid-19, red). Memang terpentok lagi soal anggaran untuk membenahi dan membangun,” kata Syaroni.