Ia berjualan dengan cara berkeliling menggunakan gerobak. Mangkal di titik tertentu. Pun sebelum itu keinginan untuk membuka usaha sangat kuat. Tapi dia kebingungan ketika dibenturkan dengan modal yang besar.
Pelaku SP, kata narasumber rahasia ini, memilih menggadaikan BPKB mobil. Sebesar Rp70 juta. “Mobil Xenia, kalau gak salah,” kata si narsum, mengingat-ingat BPKB mobil apa yang digadaikan.
SP dikenal sebagai pribadi yang terbuka. Ketika ada persoalan selalu cerita dengan keluarga. Menurut narasumber ini, SP merupakan sosok penyayang keluarga. Sangat sayang kepada anak dan istri. Akibat peristiwa ini, salah seorang keluarga pelaku SP merasa terpukul. Kesehatannya menurun.
“(Pelaku, red) dikenalnya baik dan pendiam. Ketika selesai jualan, ya langsung pulang. Kalau ada masalah ya cerita. Dia juga berbaur sama orang sekitar (tetangga, red),” katanya, menceritakan pelaku yang hobi sepak bola tersebut.
Peristiwa itu membuat orang paling dekat SP ini terheran-heran. Katanya, seperti mimpi. Seperti bukan sosok yang dia kenal. Apalagi sampai nekat membawa senjata tajam.
Tapi, narsum ini sangat yakin kalau pelaku tidak akan sampai berbuat lebih dekat dari yang telah dilakukan. “Senjata yang dibawa (celurit, red) juga ngga layak. Sudah karatan. Buat motong rumput juga gak tahu, bisa kepotong atau tidak,” kata dia.
Orang terdekat ini berharap hukuman ringan bagi SP. Karena SP merupakan tulang punggung keluarga yang memiliki dua anak. Anak bungsunya usia sekitar 3 tahun. Anak pertama duduk di bangku sekolah dasar. Narasumber yang enggan menyebut nama ini khawatir dengan masa depan anak-anak pelaku. Terutama psikis dan mental. Apalagi sampai mendapat bully dari teman-temannya.
Ya, penjual mi ayam asal Pakalipan, Kota Cirebon, ini gelap mata karena terjerat utang yang begitu besar. SP nekat seorang diri merampok minimarket yang berlokasi di Jl Sisingamangaraja No 31 Kota Cirebon. (*)
Orang Dekatnya Terheran-heran, seperti Mimpi, Kok Bisa Senekat Itu?
