Ya, Covid-19 menjadi ancaman serius turunnya omset pedagang. Akibat pandemi pendapatan pedagang Pasar Tegalgubug anjlok. Misalnya saat awal Covid-19 tahun 2020 lalu.
Saat itu, Kepala Pasar Tegalgubug H Ismail Fahmi mengungkapkan di momen lebaran tahun 2020 penurunan jumlah pengunjung sangat terasa. Momen mremaan yang biasanya ramai pengunjung sejak H-7 Idul Fitri, justru sepi.
“Tahun ini di H-5 baru terlihat kenaikan. Itu pun tak sebanyak biasanya. Bisa dibilang mremaan tahun ini menurun drastis,” jelasnya, menjelang Idul Fitri tahun 2020 lalu.
Kondisi yang terjadi dipengaruhi kebijakan-kebijakan untuk menekan Covid-19. Pembatasan yang diterapkan membuat pedagang/pembeli sulit untuk menuju pasar. “Banyak penyekatan dan check point di beberapa titik menuju pasar. Sehingga pembeli mungkin sulit juga aksesnya,” terangnya.
Bicara soal pasar, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berkomitmen akan terus memperbaiki pasar di Jawa Barat untuk kembali meningkatkan ekonomi warganya. Itu disampaikan Emil saat meresmikan Pasar Rakyat Jabar Juara Pasalaran dan Pasar Kue di Kabupaten Cirebon pada Jumat lalu (4/3). “Kita akan terus memperbaiki pasar-pasar di Jawa Barat. Agar ekonomi rakyat menjadi nomor satu lagi,” kata Emil.
Dikatakan, untuk menjadi pasar yang kembali diminati masyarakat, salah satu ukurannya adalah pasar menjadi bersih dan baik. Sehingga pengunjung bisa kembali meningkat dan aktivitas ekonomi rakyat berjalan baik. Revitalisasi Pasar Pasalaran dan Pasar Kue Weru ini dibiayai dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) bantuan keuangan Provinsi Jawa Barat. (*)