Hendi pun berharap kondisi langkanya BBM solar ini bisa segera berakhir agar usaha angkutannya bisa normal kembali. “Untuk menaikkan tarif penumpang kami tidak berani karena sekarang masyarakat saja sedang kesulitan minyak goreng dan harga-harga kebutuhan lain mahal. Mudah-mudahan kesulitan ini tidak semakin berat dengan kelangkaan solar,” harap Hendi.
Sementara itu menurut seorang pengelola salah satu SPBU di Kuningan mengatakan, kelangkaan solar ini sudah terjadi sejak sebulan ini. Penyebabnya, kata dia, karena ada pengurangan pasokan dari SPBU hingga 30 persen setiap kali pengiriman.
“Saat normal, sekali kiriman solar dari Pertamina bisa mencapai 1.200 liter. Tapi sejak sebulan terakhir ini kami mengalami pengurangan menjadi 8.000 liter saja. Selain itu pengiriman juga dijadwal seminggu dua kali, sehingga kalau di SPBU lain terjadi kekosongan maka semuanya akan beralih ke yang masih ada. Di SPBU saya sudah tiga hari kosong, dan jadwalnya besok ada kiriman,” ujarnya yang meminta namanya dirahasiakan. (fik)