Eli mengimbau pencari kerja untuk memerhatikan validitas lowongan kerja yang hendak dilamar. Ia menganjurkan pencaker membuka web Disnaker Kota Cirebon yang sudah pasti terjamin kebenaran informasinya.
“Kemudian untuk perusahaannya; tolong dong menginformasikan lowongan pekerjaannya lewat Disnaker, jadi kan satu pintu. Artinya perusahaan akan tertib menyampaikan informasi lowongan pekerjaannya, kemudian masyarakat juga akan tertib dan akan aman mendapatkan informasi tentang lowongan pekerjaan itu,” ucap Eli.
Eli Haryati mengaku senang ada publikasi terkait lowongan kerja yang masih diragukan keabsahannya. Sehingga masyarakat bisa sadar dan tak terjebak iming-iming pendapatan besar, namun tak mempertimbangkan kualifikasi SDM. “Ngga apa-apa, saya senang ada semacam seperti ini, untuk informasi yang benar kepada masyarakat,” pungkasnya.
Sebelumnya, 2 mahasiswa di Cirebon, Aqsal Rifki dan Delia Putri, kecele karena informasi lowongan pekerjaan memasang tutup botol yang tertempel di tiang listrik dan tembok yang banyak ditemukan di jalanan. Bukannya dapat penghasilan, mahasiswa semester 6 itu masing-masing justru diminta membayar Rp295 ribu.
Keduanya diberikan waktu melakukan pemasangan stiker pada tutup botol di rumah. Mereka diberi 1 pack tutup botol dan stiker masing-masing isi 35 pcs yang masih terpisah tersebut. “Katanya, 1 pack tutup botol yang sudah ditempel stiker dihargai Rp70 ribu,” beber Aqsal Rifki.
Tak butuh waktu lama bagi Delia dan Aqsal merampungkan itu. Ketika ingin mengambil upah, Aqsal dan Delia dibuat meradang. Uang yang sebelumnya dijanjikan tak bisa langsung cair begitu saja. “Ternyata kami diminta mengajak orang untuk bergabung dulu, baru kemudian upah kami dibayarkan,” ungkap Aqsal kepada Radar.
Mereka berdua merasa dibohongi. Karena apa yang diutarakan tak konsisten dengan apa yang dijanjikan di awal. Aqsal dan Delia tak mau lebih banyak orang merasakan hal yang sama. Saat itu juga Delia membatalkan niat untuk bergabung.
Mulanya orang-orang di kantor itu menolak. Tapi Delia tetap bersikeras. Pokoknya uang harus kembali. “Saya bilang kalau uang tidak dikembalikan akan saya laporkan ke bapak saya yang anggota polisi. Saya juga mengeluarkan handphone dan memfoto mereka. Saya ancam akan videokan dan viralkan di media,” ancam Delia kepada orang di kantor tersebut.