CIREBON- Ini fakta di Cirebon. Meskipun gudang agen minyak goreng (migor) curah itu tutup karena hari sudah malam, tapi warga tak beranjak. Mereka rela tidur di situ. Ratusan jeriken turut dijejer; mengular. Menanti pihak agen memberikan pelayanan pada esok harinya.
Kondisi itu terpantau di gudang migor curah milik CV Maju Jaya Kekal Abadi yang berada di Jalan Pangeran Drajat, Kelurahan Drajat, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon, Selasa malam (5/4).
Ya, tadi malam puluhan orang dengan ratusan jeriken sudah dijejer antre itu bertahan di gudang tersebut. Mereka adalah pedagang dan pengecer yang ingin membeli migor curah lalu dijual kembali di pasar atau warung-warung kecil.
Ada juga penjual gorengan atau warung dagangan lainnya serta masyarakat yang memang membutuhkan migor curah yang harganya lebih murah dibanding migor kemasan. Migor curah itu juga lebih murah kalau beli langsung di agen tersebut. Sesuai HET. Yakni Rp14.000 per liter atau Rp15.500 per kilogram. Kalau di pasar, pasti harganya sudah beda; lebih mahal.
Pantauan Radar, antrean itu memang tak bisa dibendung lagi. Panjangnya antrean juga terkadang bisa mencapai depan SD Negeri Karang Mulya yang berada di dekat agen tersebut. Bahkan mencapai lampu merah Drajat-Rajawali Raya. Pasalnya, tidak hanya masyarakat dan pedagang Kota Cirebon yang antre. Ada juga yang berasal dari daerah lainnya.
Salah satu pedagang minyak goreng di Pasar Sumber, Kabupaten Cirebon, Arifin, mengaku dirinya sudah menunggu sejak magrib. Dan, dia enggan pulang lagi. Dia memutuskan mengantre sejak malam hari, meskipun baru akan dilayani pagi hari atau saat pihak agen mulai membuka aktivitas lagi.
“Saya dari Sumber, tidur di sini. Tidur sini sampai agen buka gerbangnya dan bisa ngisi. Saya bawa 10 jeriken. Buat dagang minyak goreng curah lagi. Dagang di Pasar Sumber,” ujar Arifin kepada Radar saat ditemui tadi malam sekitar pukul 21.30.
Dia mengatakan bisa menunggu selama 12 jam lebih. Bahkan, dirinya baru mendapatkan pada pukul 10.00 WIB. “Istri sudah tahu saya di sini, lagi nungguin. Ya kayak gini buat siapa lagi? Nggo anak rabi. Pengennya sih bisa normal lagi,” terangnya.