CIREBON– Dipaksa dewasa oleh keadaan, kuat karena keterbatasan dan mandiri karena situasi. Inilah potret suram perempuan di Kabupaten Cirebon. Masih banyak yang harus menjadi tulang punggung dan kepala keluarga (KK). Bahkan tidak sedikit kepala keluarga perempuan dari kalangan usia muda.
Dari jumlah total perempuan di Kabupaten Cirebon sebanyak 1.050.043 jiwa, sebanyak 107.887 jiwa yang saat ini menjadi kepala keluarga. Data tersebut diambil dari data sensus kependudukan yang dilakukan oleh BPS pada 2021.
Kondisi tersebut memang tidak umum karena biasanya kepala keluarga adalah seorang laki-laki. “Ada beberapa hal yang membuat perempuan menjadi kepala keluarga. di antaranya jadi janda karena cerai atau ditinggal mati,” ujar Kepala DPPKBP3A (Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak) Kabupaten Cirebon Hj Eni Suhaeni SKM MKes.
“Atau ada sebab lainnya sehingga membuat yang bersangkutan menjadi kepala keluarga sekaligus tulang punggung bagi keluarga,” sambung Eni kepada awak media, kemarin.
Menjadi kepala keluarga sekaligus tulang punggung keluarga, bagi perempuan tentu tidak mudah terlebih jika yang bersangkutan tidak punya usaha sebagai sumber penopang perekonomian keluarga. Justru bisa saja bisa menimbulkan persoalan sosial lain yang merembet ke persoalan lain.
“Idealnya tentu kepala keluarga harus punya sumber penopang ekonomi, karena ini tentu sangat penting. Kita akan coba memastikan para perempuan yang menjadi kepala keluarga bisa optimal dan memaksimalkan potensinya sehingga tidak kalah dengan kepala keluarga laki-laki,” imbuhnya.
Untuk jumlah kepala keluarga perempuan sendiri, masih kata Eni, paling banyak berasal dari wilayah Kecamatan Gegesik dengan 4.418 perempuan. Hal ini sinkron dengan data perceraian di tahun 2021, di mana kasus perceraian terbanyak berasal dari Kecamatan Gegesik.
Setelah Gegesik, wilayah lainnya yang menempati urutan kedua yakni wilayah Kecamatan Babakan dengan angka 4.153, lalu ada Kecamatan Gunung Jati dengan 3.822 perempuan, Kecamatan Palimanan dengan jumlah 3,745, Kecamatan Sumber dengan 3,682 , Plumbon 3,669 dan Kecamatan Mundu dengan 3,259 perempuan kepala keluarga. “Harapan kita dari data ini kemudian kebijakan yang dilaksanakan oleh pemerintah bisa membantu para kepala rumah tangga perempuan dalam menjaga ketahanan keluarga,” bebernya.