Menceritakan Filosofi dari Motif, Tak Tergiur Ditawar Harga Mahal

Menceritakan Filosofi dari Motif, Tak Tergiur Ditawar Harga Mahal
0 Komentar

Namanya sudah hobi sulit ditransaksikan dengan uang. Meski telah berubah jadi bisnis. Hobi koleksi helm, itulah yang sedang digeluti Suprihatin selama 15 tahun terakhir. Dari motif yang tergambar ada pesan yang ingin disampaikan.
ADE GUSTIANA, Cirebon
DARI jalan nasional atau u-turn PT Embee Tekstil masuk gang ke selatan. Kalau dari Kota Cirebon, belok kiri sebelum Masjid Al Jabar Plumbon. Lurus terus sampai ketemu plang Gang Jamus. Masuk ke situ. Akses jalan gang ini lebih sempit dari yang pertama.
Sekitar 20 meter dari plang yang dikaitkan pada kawat di tiang listrik tersebut ada rumah sederhana. Tampak luar biasa saja. Pintunya selalu terbuka. Di dalam ada dua orang yang sibuk utak-atik helm. Seisi ruangan itu dikelilingi rak-rak helm dari kaca. Tersusun rapih. Mayoritas full face.
“Bukan cuma jual, kami juga melayani service dan cuci,” tutur Suprihatin, pemilik bisnis helm yang dilabeli: Supri Helmet Galery Service (SHGS) itu, sekitar satu jam sebelum adzan Jumat berkumandang kemarin. Berlokasi di Desa/Kecamatan Plumbon.
Lumayan sulit untuk tahu ada gang dari dalam gang yang menjual perlengkapan helm. Biasanya, banyak kita jumpai, segala keperluan tentang helm terletak di samping jalan utama. Andalkan poster atau baliho besar. Agar pengendara tertarik untuk singgah. Minimal lihat-lihat, sebelum memutuskan membeli.
Tidak bagi bisnis helm pria yang sehari-hari dipanggil Supri itu. Pria 37 tahun ini memilih gerilya dari rumah. Manfaatkan teknologi. Jualan online. Sejak awal merintis, tahun 2016. Produk helm milik Supri hampir semua sudah mejeng di marketplace kenamaan. Serta jorjoran melakukan promosi melalui media sosial. Menjangkau kalangam generasi Z masa kini.
Membuahkan hasil. Sejak 2016, tiap tahun dilalah selalu tumbuh. Baru pada 2018, helm berbagai merek milik Supri tembus pasar luar negeri. Ekspor. Konstan sampai sekarang.
Pria yang memiliki 2 anak itu bicara omzet. Yang katanya, tak tentu. Tapi yang pasti setiap hari selalu ada penjualan. “Per hari (omzet, red) kadang Rp6 juta, Rp5 juta atau Rp4 juta. Ngga tentu, tapi selalu ada saja,” terang pria yang sempat hobi turing sepeda motor tersebut.

0 Komentar