Cirebon punya dua arena skateboard standar internasional. Selain di Bima Loop Skatepark, juga di Desa Sarabau, Kecamatan Plered. Keduanya menjadi venue pada ajang Walikota Cirebon Cup 2022. Yang dihelat Juli mendatang. Skaters Cirebon bersiap adu gengsi untuk menjadi yang terbaik.
ADE GUSTIANA, Cirebon
TEPAT hari kemarin (21/6) peringatan Hari Skateboarding Sedunia kembali dilakukan di Cirebon. Di kawasan Bima, di depan Padepokan Merpati Putih, itu. Yakni dengan menghelat kompetisi bagi para skaters. Puluhan orang yang tergabung Komunitas Skate Society (CSS) saling unjuk gigi.
Skatepark di Bima menjadi venue kedua dalam perhelatan Walikota Cirebon Cup tahun ini. Venue pertama dipusatkan di arena yang berlokasi di Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon.
Sudah standar internasional. Disebut standar internasional, kata pelatih CSS Asto Kun, karena sudah memenuhi syarat. Seperti tinggi arena, transisi, cekungan atau curve serta coping. “Karena di skateboard, kalau coping ngga kena ngga ngunci. Jadi, papannya akan lepas,” tutur Asto kepada Radar Cirebon kemarin.
Venue pertama ini sudah dipugar. Jadi lebih luas. Lebih kokoh. Selain arena skateboarding, kata Asto, juga digunakan sebagai arena untuk sepeda.
Lapangan itu milik perorangan. Yaitu Khairul Annas, warga Kecamatan Plered. Menghabiskan dana ratusan juta, bahkan nyaris 1 miliar. Lebih mahal dibanding skatepark di Bima yang dibangun di atas tanah pemda namun dana dari sponsor, itu. “Kalau di sini (Bima Loop Skatepark) habis sekitar Rp400-an juta, uang dari Telkomsel Loop,” katanya.
Asto bilang, animo kompetisi skateboarding justru santer datang dari skaters luar Cirebon. “Malah yang minta ada kompetisi itu dari Jakarta, Bandung dan Bogor,” ucap Asto. Karena dari mereka tidak semua memiliki lapangan standar internasional. “Ada skatepark, tapi belum standar internasional,” jelas Asto.
Arena skateboarding terbagi berdasarkan beberapa klasifikasi. Misal, yang di Bima Kota Cirebon itu, lebih diperuntukan untuk usia maksimal 15 tahun. Bisa disebut juga sebagai pemula. Klasifikasi berikutnya untuk usia antara 15-30 tahun. Contohnya yang di Plered, Kabupaten Cirebon, tersebut. Bedanya, arena pada kelas menengah lebih besar. Obstacle lebih sulit. Bangunan lebih tinggi. Jarak lebih jauh. “Otomatis, ketika loncat atau terbang lebih tinggi,” terang Asto.