“Awal kan (total) Rp7,7 miliar. Untuk pengadaan aspal Rp2,5 miliar. Sisanya Rp5,2 miliar kita alokasikan untuk pemeliharaan 122 ruas jalan dengan total 307 Km,” jelas Tomy Hendrawan, kemarin.
Jumlah tersebut dikatakan jauh dari ideal. Terlebih ruas jalan Kabupaten Cirebon yang menjadi tanggung jawab DPUTR sebanyak 564 ruas jalan dengan panjang 1240,3 KM. “Jalan yang dalam kondisi mantap sepanjang 1038 KM, sekarang baru ter-support 703 kilometer,” terangnya.
Ia pun mengakui ada beberapa ruas jalan yang mendesaak untuk diperbaiki, namun keterbatasan anggaran membuat DPUTR harus secara bertahap melakukan perbaikan.
Tomy mencontohkan ruas jalan Trusmi-Sarabau sepanjang 3,8 Km yang tidak ter-support oleh APBD I sedangkan untuk pekerjaannya merupakan pekerjaan berat yang angkanya dipastikan di atas Rp200 juta. Sehingga, kata dia, tidak akan terkejar jika dialokasikan di APBD perubahan.
“Kami sudah mengusulkan melalui APBN. Ada lima ruas jalan yang akan diperbaiki yakni ruas Jagapura-Gesik, Plumbon-Kenanga, Kedondong-Luwungkencana, Tegalsari- Lemahtambah, dan Sindang-Pabuaran. Saat asistensi dengan pihak terkait hanya tiga ruas jalan saja yang diperbaiki,” bebernya.
Masih kata Tomy, untuk ruas jalan di sekitar Kecamatan Plered akan diperbaiki melalui alokasi Pagu Indikatif Kewilayahan (PIK) saat Musrenbang 2022. Selain itu, untuk ruas Jalan Bakung-Jamblang akan diperbaiki melalui alokasi Pagu Indikatif Sektoral (PIS) yang akan di-launching tahun ini di tahap ketiga. “Untuk tahap kedua ada 30 paket pekerjaan. Kalau Bakung-Jamblang nanti launching di tahap ketiga,” ungkapnya.
Sementara itu, untuk data terakhir, jumlah ruas jalan di Kabupaten Cirebon yang dalam kondisi rusak sedang sepanjang 100 Km dan rusak berat 101 Km. (dri)