Kami Milenial, Kami Muda, Kami Bisa, untuk Jabar Juara. Slogan penyemangat untuk kaum milenial di atas digaungkan di acara Jabar Punya Informasi JAPRI vol 98 bertemakan Kick Off Eksportir Milenial. Sedikitnya 18 eksportir muda hadir pada launching program yang dicanangkan Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan.
====================
BERBAGAI komoditi yang dihasilkan milenial Jabar yang telah mengikuti Export Coaching Program (ECP). Program dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) mendorong pemuda untuk menjadi eksportir milenial dan masuk dalam kategori Industri Kecil Menengah (IKM). Sebab, pemuda-pemuda di Jabar dinilai memiliki potensi ekonomi.
Asda Bidang Administrasi Umum Setda Provinsi Jabar Ferry Sofwan Arif mengatakan pihaknya saat ini fokus untuk menumbuhkan eksportir milenial. Ia menilai ada ruang terbuka di ekspor non migas yang bisa diisi para pemuda. “Kita berkaca pada data bahwa ekspor Jabar itu paling tinggi di Indonesia, karena produk kita lebih beragam,” terangnya dalam Kick Off Eksportir Milenial di Gedung Sate, Bandung, Jumat (1/7).
Berdasarkan data BPS tahun 2020, jumlah penduduk di Jabar mencapai 48,2 juta jiwa sehingga ada potensi yang muncul untuk menjadi eksportir milenial. Apalagi, sebanyak 25 persen merupakan generasi Y dan 21 persen adalah generasi Z. “Kelompok anak muda ini lebih dari 50 persen mereka bisa menjadi konsumen sekaligus produsen,” ucapnya.
Dijelaskan Ferry, peluang ekspor komoditas dan produk olahan dari kaum milenial sangat terbuka dan ceruk pasarnya luas. Variasi produk yang diekspor oleh para milenial pun beragam seperti, kantung urin, briket batubara, kelapa parut, sampai tanaman hias. “Ini bisa kita garap bersama-sama, mereka (milenial) melek informasi dan digitalisasi, yang paling kesempatan ini bisa dimanfaatkan oleh generasi Z dan Y,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Disperindag Jabar Iendra Sofyan menambahkan, pihaknya menggenjot pertumbuhan eksportir milenial melalui program Export Coaching Program (ECP) yang digelar sejak 2019. “Sudah ada sekitar 240 eksportir milenial yang kita latih, tahun 2022 ini ada 30 orang dari 150 orang yang mendaftar dan berhasil kami kurasi,” tambah Iendra.
Selama setahun penuh, peserta ECP diberikan pengetahuan mengenai riset pasar negara tujuan ekspor, mencari data calon buyer, korespondensi bisnis, informasi, peluang pasar dari perwakilan dagang di negara tujuan ekspor serta persiapan business matching.