“Warga di sini guyub, bukan saja yang mampu. Banyak yang tidak mampu (secara ekonomi, red) ikut menyumbang untuk bisa kurban,” ungkap salah seorang warga Bode Lor, Soib, saat ditemui di sekitar lokasi pembagian hewan kurban.
Ia menambahkan, tradisi menabung uang untuk membeli hewan kurban sudah berlangsung sejak lama. Puluhan tahun silam. Selain saat hari H, kata Soib, masyarakat masih terus ada yang berkurban saat Hari Tasyrik (hari ke 11, 12 dan 13 pada bulan Dzulhijjah).
“Hewan yang terkumpul selalu banyak karena kemauan yang kuat dan masyarakat yang agamis. Saking banyaknya, bahkan mengalahkan (jumlah hewan kurban, red) Masjid Istiqlal di Jakarta,” pungkas Soib. (*)