Semangat Siswa untuk Berkarir sebagai Juru Masak Tinggi

Semangat Siswa untuk Berkarir sebagai Juru Masak Tinggi
0 Komentar

Tontonan betul-betul menjadi tuntunan. Di SMKN 2 Cirebon, minat pendaftar program keahlian kuliner atau Tata Boga bertambah. Itu, seiring tayangan MasterChef Indonesia di televisi yang belakangan sedang populer.
ADE GUSTIANA, Cirebon
“TONTONAN di televisi seperti MasterChef cukup memengaruhi minat jurusan Kuliner di SMKN 2 Cirebon. Semangat mereka (siswa baru, red) untuk bisa berkarir dengan menjadi seorang juru masak relatif tinggi,” tutur Wakasek Kesiswaan SMKN 2 Cirebon Hj Siti Komariah SPd MPdI kepada Radar Cirebon.
Pada momentum PPDB ini, guru yang biasa dipanggil Ibu Oom itu berharap dukungan dan bimbingan dari orang tua terhadap peserta didik. Agar pendidikan di sekolah dan bimbingan di rumah bisa sejalan.
Pembelajaran tatap muka setelah 2 tahun ini, katanya, adalah proses pembelajaran yang sebenarnya. Oom meminta peserta didik untuk memanfaatkan kesempatan itu dengan baik.
“Supaya harapan mereka bisa tercapai, tentu dengan mentaati aturan sekolah yang ada. Baik kedisiplinan, tanggung jawab, kehadiran dan lain-lain. Kami di awal akan memperkenalkan itu, supaya anak-anak terbiasa bertanggungjawab kepada diri sendiri dan disiplin serta terbiasa mengikuti aturan di sekolah,” ucap Oom.
Bicara PPDB di SMKN 2 Cirebon, tak luput dari fenomena tak terduga. Seperti, banyaknya siswa atau wali yang memilih jalur Keluarga Ekonomi Tidak Mampu (KETM) pada PPDB tahap pertama. Padahal, kalau dilihat dari prestasi akademik cukup memenuhi kualifikasi. Terjadi lantaran peluang diterima jalur KETM dianggap lebih besar.
Ya, PPDB tahun 2022 di SMKN 2 Cirebon telah tuntas. Dari 837 pendaftar, sebanyak 540 siswa dinyatakan lolos. Terbagi 15 rombongan belajar (rombel). Seleksi PPDB ini jadi tolok ukur meningkatkan kualitas sekolah.
PPDB di SMKN 2 Cirebon berjalan seperti pada umumnya. Daya tampung paling tinggi dari jalur prestasi nilai rapor: 60 persen. Sisanya dari jalur afirmasi (20 persen), jalur prioritas terdekat (10 persen), perpindahan tugas orang tua/anak guru dan prestasi perlombaan/kejuaraan masing-masing kuota 5 persen.
Seleksi siswa baru SMKN 2 Cirebon di antaranya harus melalui prosedur wawancara. Yaitu, untuk meyakinkan calon/wali peserta didik. Agar tidak salah pilih program keahlian. Serta untuk menyesuaikan nilai/prestasi siswa dengan peluang diterima di keahlian yang diinginkan. “Kalau peluang diterima di 2 jurusan itu berat, kita akan arahkan ke sekolah lain,” tutur Kepala SMKN 2 Cirebon H Yayat Hidayat SPd MMPd.

0 Komentar