Karena, SMK yang berlokasi di Jalan Dr Cipto Mangunkusumo ini punya standar kriteria tersendiri. Selain dari prestasi/nilai rapor, misalnya, kriteria fisik seperti tinggi badan.
Dilakukan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan industri ketika mereka bekerja bahkan saat praktek kerja lapangan di kelas XI nanti.
Pada tahun-tahun lalu tak sedikit siswa yang mengalami salah jurusan. Karena tak selektif dalam memilih program keahlian alternatif -jika pilihan pertama gagal. Pada akhirnya mengundurkan diri.
Yayat Hidayat menilai momentum PPDB ini begitu penting. Kualitas sekolah ke depan ditentukan dari penerimaan peserta didik baru. Karenanya seleksi PPDB harus matang. Sebelum masa pendaftaran, pihak SMKN 2 Cirebon melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah menengah pertama. Gencar promosi baik secara langsung dan tidak langsung.
“Dan alhamdulillah sasaran kita berhasil, banyak SMP favorit di Kota Cirebon yang mendaftar ke SMKN 2 Cirebon. Seperti dari SMPN 1, SMPN 2, SMPN 5 dan lain-lain,” ujarnya.
“Artinya, kalau inputnya semakin baik, yang terseleksi baik, maka akan semakin meningkatkan kualitas sekolah. Sejak awal, saya juga sudah wanti-wanti ke teman-teman panitia PPDB untuk menerapkan prosedur sesuai mekanisme yang ada,” lanjut Yayat.
Pendaftar di SMKN 2 Cirebon terbagi rata ke 5 program keahlian: Perhotelan, Kuliner, Kecantikan dan SPA, Busana dan Akuntasi Keuangan Lembaga. Semua jurusan jadi favorit. Tidak seperti tahun-tahun lalu, di mana salah satu jurusan jadi favorit. Sementara jurusan lain kekurangan pendaftar.
Yayat Hidayat berharap PPDB ke depan berjalan semakin baik. Disempurnakan. Sehingga siswa yang terdaftar benar-benar telah melalui hasil seleksi yang ditentukan. “Walau namanya SMKN 2 Cirebon, inginnya jadi nomor 1. Mudah-mudahan,” pungkasnya. (*)