Gebyar Senam Disway telah masuk edisi kedua, Minggu (17/7). Ratusan peserta dari 9 tim tampil memukau para dewan juri. Peserta lintas usia bergoyang bersama senam aerobic dan zumba.
ADE GUSTIANA, Cirebon
KEMERIAHAN itu terpantau dari Studio Kaliandra RCTV di Jalan Perjuangan, Kota Cirebon. Setiap peserta dinilai oleh 3 dewan juri. Performance mereka dipantau. Siapa yang terbaik berhak mewakili tim melenggang ke babak selanjutnya atau babak final pada September mendatang.
Saat ini, sekitar 6 ribu orang terdaftar sebagai peserta Gebyar Senam Disway Radar Cirebon Group. Dan akan terus bertambah. Mengingat pendaftaran peserta masih terus dibuka hingga Agustus.
“Setiap tim kami beri waktu 30 menit untuk senam dan akan dinilai oleh 3 juri yang kompeten,” tutur Ketua Panitia Gebyar Senam Disway Radar Cirebon, Deasi Setiawati, di sela acara kemarin.
Tiga juri yang dimaksud adalah Yayah Nasucha, yang pernah berpengalaman menjadi juri pada lomba aerobic kategori pemula dan mahir di Cirebon. Kedua, Iwan Hermawan SPd, pernah menjadi juri SKJ Kementerian Pariwisata. Terakhir, Neny Ramoha yang pernah menjadi instruktur aerobic selama 27 tahun.
Selain penampilan yang energik, beberapa peserta mengenakan kostum yang unik. Misalnya, ada seorang perempuan paruh baya yang mengenakan kostum nyentrik. Yakni memakai penutup kepala berbulu dan kaos kaki serta pakaian warna-warni.
Ya, hadiah utama Gebyar Senam Disway ini peserta berkesempatan jalan-jalan ke Thailand dan Gunung Bromo. Peserta tampil berkelompok atau dalam tim. Masing-masing tim terdiri dari 50 orang. Setiap tim, dipilih beberapa perwakilan yang terbaik. Perwakilan yang terbaik itu berpeluang untuk mendapatkan hadiah utama.
“Sebanyak 3 orang berkesempatan ke Thailand dan 3 orang lagi ke Gunung Bromo di Jawa Timur. Yang Insya Allah dijadwalkan setelah Gebyar Senam Disway berakhir atau September mendatang,” ungkap Deasi.
Kompetisi ini dihelat setiap Minggu. Pagi hingga sore. Begitu antusias acara ini, di halaman kantor Radar Cirebon banyak berdiri stand-stand Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). “Selain dari kota dan kabupaten Cirebon, peserta juga berasal dari Indramayu, Kuningan dan Majalengka,” ujar Deasi.