Sepi minat pendaftar di SDN 2 Trusmi Wetan diketahui Dinas Pendidikan. Kadisdik Kabupaten Cirebon Ronianto SPd MPd menjelaskan, salah satu penyebab minimnya jumlah siswa di sekolah tersebut dikarenakan dalam satu hamparan itu ada tiga SD negeri yang ada di wilayah tersebut.
“Jadi lokasi SD 1, SD 2 dan SD 3 ini satu hamparan, sementara siswanya hanya dari situ-situ saja. Ini yang kemudian jumlah siswa di sekolah tersebut hanya satu,” ujar birokrat yang akrab disapa Roni itu kepada Radar, kemarin.
Dinas Pendidikan, kata Roni, mencatat ada sekitar 25 sekolah dasar yang jumlah siswanya di bawah rata-rata. Data tersebut masih dimungkingkan berubah sampai dengan batas waktu input dapodik pada 31 Agustus 2022 mendatang.
Sekolah-sekolah itu saat ini masih diberikan waktu untuk mencari calon siswa baru sampai akhir Agustus mendatang. Salah satu solusi yang ditawarkan Disdik, kata Roni, adalah dengan merger sekolah atau menggabungkan sekolah.
Sekolah yang digabung adalah sekolah-sekolah yang satu hamparan sehingga tidak akan berpengaruh pada beban orang tua dalam hal jarak dari rumah ke sekolah. “Merger ini dimungkinkan kita mulai Desember. Sedang kita inventarisasi mana saja sekolah yang kepala sekolahnya pensiun, kita menunggu periodisasi agar tidak ada demosi kepala sekolah. Perkiraan kita ada sekitar 100 kepala sekolah yang pensiun, kalau sekarang baru 26 kepsek yang kosong,” ungkapnya.
Data sementara, menurut Roni, ada lebih dari 215 SD yang akan di-merger. Dari 215 sekolah tersebut nantinya akan digabung menjadi 109 sekolah dasar. Proses merger masih dimatangkan dan disiapkan untuk bisa segera dieksekusi pada Desember mendatang.
“Sekolah itu minimal 100 siswa baru bisa menutup biaya operasional. Kalau jumlah siswanya kurang dan ada di satu kawasan yang sama, maka opsinya adalah merger,” pungkasnya. (ade/dri)