CIREBON- Kisruh pasca pelaksanaan muscab untuk memilih ketua DPC Partai Demokrat (PD) Kota Cirebon belum reda. Potensi perpecahan bisa saja terjadi di tubuh DPC PD Kota Cirebon.
Pekan lalu, setidaknya tiga ketua Pengurus Anak Cabang (PAC) Partai Demokrat mengancam mundur jika Dian Novitasari ditetapkan sebagai ketua DPC Partai Demokrfat Kota Cirebon. Tiga ketua PAC yang mengancam mundur itu adalah Kesambi, Kejaksan, dan Lemahwungkuk.
“Bila suara kami tidak didengar DPP, maka kami tiga PAC beserta 10 ranting akan putuskan mundur. Tapi kami berharap suara kami didengar oleh AHY. Kami akan tetap berjuang mencari keadilan,” tutur tokoh senior Partai Demokrat Kota Cirebon Agus Prayoga saat jumpa pers, Rabu lalu (20/7).
Menurut Agus, kecurangan berawal dari Muscab Partai Demokrat Kota Cirebon yang diulang dua kali. Dalam hal itu terdapat dugaan kecurangan seperti memecat ketua DPAC Kesambi Wadinih sehingga gaduh saat muscab pertama dan dilanjutkan muscab kedua.
“Dari awal muscab di Bandung, sudah tercium aroma kecurangan. Ada oknum petinggi Demokrat yang bermain. Tim lima Partai Demokrat mestinya melihat secara kapasitas dan kapabilitas. Kami kecewa atas keputusan tersebut,” tegasnya.
Dijelaskan, saat ini pihaknya sedang mengajukan gugatan ke Mahkamah Partai. “Mahkamah Partai sudah respons dengan baik dan mempersilakan termohon untuk menjawab. Jika nanti putusan dari Mahkamah Partai tidak memuaskan, kami akan memperjuangkan kembali melalui gugatan di pengadilan tempat terjadinya muscab,” ujarnya.
Senior Partai Demokrat Kota Cirebon lainnya, Andrian Rahardjo, mengatakan bahwa muscab yang digelar kemarin adalah dagelan dari para petinggi Partai Demokrat. “Seharusnya, jujur sebaik-baiknya. Jangan melakukan pembusukan untuk Kota Cirebon,” tutur Andrian.
Ia juga menilai muscab ini akan berdampak buruk untuk Partai Demokrat Kota Cirebon ke depannya. “Jika ini dibiarkan maka 75 persen kader Demokrat mundur. Dan kader Demokrat yang baik harus mendengarkan suara hati kami,” tandasnya. (jrl)