Marsekal Pertama (Marsma) TNI Wastum tak lepas dari senyum ketika bicara kampung halamannya di Desa Ujunggebang, Kecamatan Susukan, Kabupaten Cirebon. Jenderal bintang satu ini bangga terlahir dari keluarga petani yang tak bisa baca/tulis tapi mampu berkiprah di dunia penerbangan Indonesia.
ADE GUSTIANA, Cirebon
LULUSAN terbaik Akademi Angkatan Udara (AAU) tahun 1996 itu spesialis mengawaki pesawat tempur F16. Selain mahir menerbangkan F16 Fighting Falcon, Marsma Wastum juga ahli menerbangkan propeller yang meliputi AS-202 Bravo, T-34 Charlie dan KT-1B/Wong Bee.
Saat ini, pria kelahiran 7 Agustus 1974 tersebut menjabat Komandan Komando Sektor (Dankosek) III Koopsud III TNI AU di Biak, Papua. Karirnya di TNI Angkatan Udara (AU) bisa dibilang cemerlang.
Peraih Adhi Makayasa AAU 1996 ini sejak kecil sudah bercita-cita sebagai tentara. Tapi, belum mengenali secara jauh matra yang ada pada TNI.
“Tentara bagi saya dan bagi orang-orang seperti saya yang hidup di kampung, adalah sosok idaman. Kita tidak tahu ingin jadi tentara apa, tapi (umumnya, red) yang ada di kampung kami kan Angkatan Darat,” tutur putra tunggal dari ayah dan ibu yang telah meninggal dunia tersebut, seperti dikutip dari kanal YouTube Jenderal TNI Andika Perkasa.
Masa kecil Wastum hanya mengenal seorang bintara pembina desa atau Babinsa. Ia mengaku melihat Danramil hanya ketika perayaan hari kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus. Bahkan, prajurit yang dijuluki Wastum “Conda” ini masih ingat betul kalau Babinsa selalu berdiri berdampingan dengan camat ketika upacara bendera.
“Saya dengan gegap-gempita pakai baju pramuka mengibarkan bendera, hanya lihat tentara itu. Sehingga, cita-cita pengen sekali jadi tentara,” ungkap lulusan terbaik Sekolah Staf dan Komando Angkatan Udara (Seskoau) Angkatan 48 pada 2011 tersebut.
Ia mengawali karir sebagai tentara di SMA Taruna Nusantara. Di sana, Wastum mengenal lebih jauh Angkatan Udara, Angkatan Laut dan Angkatan Darat. Wastum lebih tertarik menjadi TNI-AD. Tapi hasil psikotes membuktikan ia lebih cocok di AU.
“Sehingga dimasukkan menjadi Angkatan Udara. Bagi saya, masuk ke mana pun sama, karena cita-cita saya jadi tentara,” ucap alumnus SMA Taruna Nusantara yang langsung melanjutkan pendidikan di AAU itu.