Saat menjadi komandan kopral taruna, Wastum pernah memerintahkan dengan tegas anak buahnya. Sebabnya sepele. Ia tak ingin para adik-adik tingkatnya itu berkunjung ke rumahnya di Desa Ujunggebang. Karena, kata Wastum, jalan di Ujunggebang masih makadam (rusak/bergelombang).
“Kasihan kalau mereka datang ke rumah saya. Pasti kan pakai mobil, itu kasihan. Betul saja, begitu saya lagi di sawah adik-adik kami datang pakai mobil sedan pula,” terangnya.
“Saya bilang; sudah-sudah jangan hormat. Ini lagi pakai pakaian sawah (bukan pakaian dinas). Sehingga, dari latar belakang itu saya tidak memilih penerbang tempur,” beber Wastum.
Tapi Wastum sadar nasib seseorang ke depan tidak ada yang tahu. Ia terpilih jadi penerbang pesawat tempur. Bukan main-main. Pesawat tempur F16. “Waktu itu, pesawat F16 tertinggi, belum ada Sukhoi ya. Tidak semua orang bisa menjajaki atau menerbangkan pesawat F16 ini,” tuturnya.
TAK BISA MENYETIR MOBIL
Dari skill yang tak dimiliki sembarang orang, Wastum belum bisa mengemudikan mobil. Di waktu itu. Suatu hari ia pernah diminta Komandan Kodikau Tatang Harlyansyah –sekarang sudah pensiun- untuk menyetir kendaraan roda 4 tersebut.
“Izin sir (panggilan kepada Tatang) lebih baik teman saya saja Firman (yang menyetir),” kata Wastum. Tatang kukuh. Harus Wastum. Sampai-sampai permintaan menyetir itu diulangi. Wastum ragu. Karena belum pernah menyetir mobil sendiri.
Pada perintah kedua itu ia beranikan sebatas genggam kunci mobil tersebut. Tapi, Wastum tetap berkilah. “Izin sir untuk lebih amannya, teman saya saja (yang mengemudi,)”. Wastum lalu terusterang ia tak bisa mengemudikan mobil.
“Justru itu saya mau kamu yang nyupir,” ungkap Wastum, menirukan perintah komandannya itu, seraya tertawa. Wastum mengatakan siap. Meski, ia lebih dulu menoleh ke teman satu angkatannya itu. Menanyakan bagaimana langkah awal mengemudi mobil.
Dan, begitu kopling mobil ditekan lalu dilepas, mesin seketika menghentak. Tatang Harlyansyah memerintahkan Wastum untuk melepaskan kopling dengan halus. Perlahan. Seperti menerbangkan pesawat. Di momentum itu jadi titik awal Wastum bisa mengendarai mobil. “Saya belajar nyupir mobil itu setelah saya sudah mahir terbang F16,” katanya.