Senang matematika sejak bangku SD. Itulah Sandy Kristian Waluyo, peraih medali perunggu atau Bronze Medal dalam ajang The International Mathematical Olympiad (IMO) ke-63 yang diadakan di Oslo, Norwegia, pada 6-16 Juli 2022.
JERRELL ZEFANYA T, Cirebon
PERJUANGAN pelajar SMAK PENABUR Cirebon itu berbuah manis saat dirinya berhasil menjadi peraih medali dalam ajang tersebut. Ia total mendapatkan poin 28 dan menduduki peringkat 146 dari total 589 peserta serta peringkat kedua dari enam perwakilan asal Indonesia.
Dalam ceritanya, Sandy mengungkapkan, dirinya merasa senang dan bangga berhasil mengharumkan nama Indonesia dalam ajang IMO ke-63. Apalagi, ajang itu merupakan ajang olimpiade matematika seluruh dunia tertua sepanjang sejarah.
“Awal mengikuti IMO ke-63 ini sempat takut karena soal IMO adalah soal yang baru dan tidak pernah muncul sebelumnya di lomba mana pun. Namun, excited juga karena ada kegiatan sosialisasi dengan negara lain. Dan sekarang lebih senang karena sudah selesai dan dapat medali,” ujar Sandy saat berbincang dengan Radar, Kamis lalu (4/8).
Perjuangan Sandy sendiri tidak mudah. Selama satu bulan terakhir sebelum ajang itu, ia sudah mempersiapkan diri dengan matang. “Selama libur sekolah itu digunakan buat latihan. Kita juga diberitahu sebagai wakil baru 28 Mei 2022. Prosesnya panjang,” ungkapnya.
Dijelaskan Sandy, semua itu bermula kala dirinya berhasil memenangkan medali perak dalam ajang Kompetisi Sains Nasional (sekarang Olimpiade Sains Nasional) di Oktober 2021. Hingga akhirnya ia berhasil menjadi tim Indonesia untuk IMO setelah melalui fase Pelatihan Nasional (Pelatnas) tahap 1 pada Desember 2021, berlanjut di Pelatnas tahap 2 pada Maret-April 2022. Serta, Pelantas tahap 3 di Mei 2022.
“Total itu KSN medalisnya ada 30 orang. Dari 30 medalis itu masuk pelatnas tahap 1, diambil 15-17 peserta ke tahap 2. Kemudian, dari tahap 2 ke tahap 3 diambil lagi 10 peserta. Dan baru dipilih 6 perwakilan asal Indonesia,” terangnya.
Sepanjang perlombaan, Sandy mengerjakan 6 soal yang dibagi dalam dua hari. Tak sembarangan pula, ia harus menuntaskan soal itu dalam kurun waktu 4,5 jam lamanya untuk 3 soal per hari. Soal itu berurutan. Ada yang easy–medium-hard. “Jadi soalnya itu 6 soal dikalikan per soal 7 point. Itu soalnya tentang aljabar, kombinatorika (contohnya peluang, red), geometri, dan teori bilangan. Untuk saya, berhasil mengumpulkan 28 poin,” katanya.