“Mohon maaf saya benar-benar tidak menyangka, Kuningan ternyata asik,” kata Azrul di Alun-alun Kuningan, berjarak sepelemparan batu dari titik 0 kilometer Kuningan.
Azrul bilang begitu karena baru pertama menjajal trek di Kabupaten Kuningan. Sama seperti rekannya, Johnny Ray. Meski, sebelumnya teman-teman goweser di wilayah sekitar banyak bercerita soal kelok dan tanjakan di Kuningan. “Sudah lama diajak, baru sekarang berkesampatan ikut (gowes Cirebon-Kuningan, red),” ucap Azrul.
Selain puas dengan jalur dan suasana alam Kuningan, Azrul melanjutkan, bersepeda di lokasi baru selalu beririsan dengan pengalaman yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Ia menambahkan, bersepeda tidak melulu mengejar Personal Record (PR) atau King of Mountain (KOM) atau jadi ajang unjuk gigi di tanjakan. “Jadi cycling harus membantu kita eksplor lebih, apalagi di Indonesia,” tukasnya.
Sekitar pukul 08.45, rombongan tiba di pemberhentian akhir di Saung Kopi Hawwu, Cirendang. Diisi dengan sarapan dengan menu dan nuansa khas hidangan Sunda. Total jarak yang ditempuh 52 kilometer, dalam waktu 2 jam 23 menit -menurut kalkulasi aplikasi Strava. Total ketinggian 964 meter.
Tour de Linggarjati Kuningan tuntas. Rombongan balik kanan. Bubar. Sementara tim Main Sepeda, menuju Hotel Horison, sebelum ke Museum Linggarjati di Jalan Linggasana. Azrul Ananda dan Johnny Ray podcast bersama Bupati Kuningan Acep Purnama. Di antara yang dibahas mengenai sport tourism.
“Semua wilayah mau ada gunungnya atau tidak ada gunungnya, pasti punya potensi sport tourism. Tinggal pemahaman apa itu sport tourism. Pemahaman itu yang kadang-kadang masih banyak yang belum paham,” jelas Azrul.
Ia bilang, sport tourism bukan sekadar membuat event olahraga atau dengan mengundang atlet. Tapi harus ada sinergi secara lebih menyeluruh. Seputar alasan event olahraga, siapa yang datang dan paling utama dampak terhadap ekonomi. Semua harus diperhitungkan. Dimatangkan.
“Ini yang kita harap bermanfaat bukan hanya untuk Kuningan, tapi untuk seluruh wilayah di Indonesia yang sedang bersaing, berebut orang untuk datang. Baik itu lewat sport atau lewat tourism yang lain,” beber Azrul Ananda.
Sementara Johnny Ray menilai trek di Kabupaten Kuningan begitu menggoda. Naik dan turun. Memiliki ruang cukup lebar, tak begitu menyulitkan ketika gowes bersama rombongan. “Jalannya menggoda; naik turun, naik turun. Menggoda untuk berhenti dan cepat sarapan karena belum sarapan,” guraunya.