Selanjutnya, kedua oknum dibawa menuju Polres Metro Jakarta Pusat sesuai dengan locus delicti atau tempat terjadinya suatu tindak pidana atau lokasi tempat kejadian perkara guna dilaksanakan ekspose dan penyerahan pelaku.
“Berdasarkan keterangan WI dan RAP, dilakukan profiling dan diperoleh data bahwa FIP berasal dari Cirebon. FIP ini usia 24 tahun dan bekerja sebagai wiraswasta. Dia beralamat di Dusun 01 Blok Pahing RT 001 RW 003, Desa Munjul, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon,” imbuhnya.
Dari profiling itu, polisi dari Polres Metro Jakarta Pusat bersama tim Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat bergerak mencari posisi FIP. Akhirnya, FIP berhasil ditangkap di Masjid Kejaksaan Agung. “Dia akhirnya diamankan dan langsung dibawa menuju Polres Metro Jakarta Pusat untuk diproses perkaranya bersama dua oknum lainnya yakni WI dan RAP. Sekarang masih terus diproses,” tandas Ketut.
KUWU TIDAK YAKIN
Penangkapan terhadap FIP karena diduga mengaku-ngaku sebagai jaksa dan meminta-minta uang, justru diragukan oleh Kuwu Munjul, Chaerudin. “Iya betul itu warga saya,” ujar Chaerudin saat dikonfirmasi Radar, kemarin.
Ketika disampaikan bahwa penangkapan FIP itu terkait dugaan jaksa gadungan dan meminta-minta uang, Kuwu Chaerudin tidak yakin akan hal itu. “Saya sendiri tidak yakin. Bisa saja ini politis,” tuturnya.
Chaerudin menjelaskan alasannya kenapa tidak yakin FIP jadi jaksa gadungan dan melalukan pemerasan. “Untuk apa dia melakukan itu? Dia itu anak tunggal, bapaknya bukan orang sembarangan. Bapaknya itu orang terkaya di Munjul, terkenal sebagai tokoh masyarakat dan pengusaha sukses,” ungkapnya.
Ya, Chaerudin menegaskan jika ayah dari FIP bukan orang sembarangan. “Bapaknya memang bukan orang sembarangan. Kenalannya saja orang-orang penting dari daerah sampai setingkat menteri,” ungkap Kuwu Chaerduin.
Karena itu, ia kembali menegaskan sangat tidak mungkin FIP melakukan hal tersebut. “Bapaknya itu hartanya, uangnya ada di mana-mana. Apalagi dia itu anak tunggal, anak satu-satunya. Sehingga ngapain dia berbuat seperti itu,” ujarnya.
“Bapaknya itu orang yang sangat dermawan. Sudah sering membagi-bagikan rejeki kepada masyarakat. Apalagi waktu pandemi Covid-19 itu sering sekali bagi-bagi rejeki,” tambahnya.