Subagja menambahkan, pemerintah juga harus bisa membedakan setiap gelaran event mana saja yang bersifat hiburan dan kompetensi. Karena, jika tidak diarahkan, maka akan bersifat liar di tiap individu calon atlet dan bahkan berhenti dari sisi karir sepakbola ke level lebih tinggi.
“Bukan berarti turnamen sepakbola tarkam itu jelek, karena lebih bersifat hiburan. Ini berbicara bagaimana bibit yang berpotensi dari sisi karir bisa berkembang ke jenjang level lebih tinggi hingga nasional dan internasional,” ungkapnya.
Pada kesempatan itu, Bupati Imron mengaku bangga ada anak Cirebon mengharumkan nama Indonesia dan juga Kabupaten Cirebon. “Kami bangga dan mendukung, terhadap prestasi yang berhasil didapatkan oleh Ridzjar,” kata Imron.
Pihaknya akan berupaya untuk mengembangkan olahraga sepakbola di Kabupaten Cirebon. Menurut Imron, ada beberapa langkah yang harus dilakukan. Salah satunya adalah pembinaan. Imron mengaku sudah berbincang dengan orang tua Ridzjar yang merupakan salah satu profesional dalam pengembangan bakat sepak bola.
Dan, salah satu langkah yang akan diupayakan yaitu menggelar pertandingan dengan sistem segmentasi umur. Karena, kata bupati, saat in, pertandingan sepakbola di Kabupaten Cirebon lebih banyak antar klub dan antar kampung. “Nanti akan kami bicarakan. Salah satunya menggelar turnamen berdasarkan umur,” tandas Imron. (*)