Namun, apabila faktor penyebabnya adalah SDM petugas atau pegawai, maka akan ada pembinaan, teguran, hingga sanksi. “Sesuai dengan PP 53/2010, bentuk pembinaannya berjenjang,” ucapnya.
Sebelumnya, Cicip Awaludin, anggota DPRD Kota Cirebon yang duduk di Komisi III itu kecewa berat dengan pelayanan RSD Gunung Jati. Ia mengatakan pihak rumah sakit milik Pemkot Cirebon itu lamban dalam menangani pasien, termasuk ibunya.
Kurang lebih 11 jam Cicip menunggu perawatan lebih lanjut dari dokter spesialis, namun nihil hasilnya. Hingga akhirnya Cicip mengambil tindakan untuk membawa pulang ibunya. Cicip sampai-sampai menumpahkan kekesalan terhadap oknum dokter spesialis itu di media sosial.
Kepada Radar Cirebon, Cicip menceritakan bahwa sang ibunda harus dibawa masuk ke rumah sakit karena kondisinya tidak memungkinkan untuk di rawat di rumah. Lalu, ia membawa sang ibu ke RSD Gunung Jati sekitar pukul 16.00 WIB, pada Minggu (21/8) dan ditangani dengan baik.
“Masuk IGD dan ditangani dengan baik oleh petugas dan dokter IGD. Itu sudah lakukan swab PCR, pasang infus, bahkan selepas tenang dilakukan cek urin,” ujar Cicip kepada Radar Cirebon.
Lantas, sampai pada pukul 20.00 WIB, Cicip menanyakan kembali hasil PCR dan tes lainnya. Saat itu ia berharap sang ibunda bisa dilakukan tindak lanjut. Hingga dijawab oleh petugas bahwa hasil PCR sudah keluar dan negatif. Bahkan, hasil PCR dan lab lainnya itu telah dikirimkan ke dokter spesialis.
“Petugas itu mengatakan untuk menunggu karena dokter spesialis yang memutuskan untuk masuk ruangan. Saya tunggu di situ. Lalu, jam 21.00 saya telefon yang bersangkutan (dokter spesialis, red), telefon berdering tidak angkat, di-WA sudah,” tegasnya.
Bahkan, Cicip menunggu hingga pukul 03.00 WIB dini hari, pada Senin (22/8). Namun tidak kunjung dijawab. Untuk itu, Cicip mengambil tindakan untuk membawa pulang sang ibunda.
“Saya disuruh menulis surat pernyataan menolak dirawat, saya tulis dan tandatangani. Kami bawa pulang ke rumah dulu karena 11 jam tanpa kepastian. Dan, alhamdulilah mulai membaik karena memang ada pertolongan awal di IGD. Cuma saya sayangkan adalah pengambil keputusan susah dihubungi,” katanya.