“Artinya setiap insan yang ada di RSD Gunung Jati harus sesuai SOP yang ada. Kemudian, ternyata hampir seluruh masyarakat yang ke RSD Gunung Jati juga mengalami hal yang sama. Ini harus sama-sama diperbaiki,” tambah Cicip.
Menurut Cicip, dari sekian banyak permasalahan yang ada di RSD Gunung Jati, pihaknya meminta adanya audit investigasi yang dilakukan BPK RI. Nantinya, pihaknya bersama DPRD Kota Cirebon akan menyurati kepada BPK RI. “Itu juga diatur dalam peraturan perundang-undangan,” tuturnya.
Terkait dengan audit, Cicip menuturkan, tak hanya akan ada audit keuangan yang dilakukan. Namun demikian juga kinerja organisasi RSD Gunung Jati juga akan dilakukan. Sehingga, secara menyeluruh kondisi yang ada bisa tercerminkan dari audit tersebut. Hal itu semata-mata demi kebaikan bersama.
“Apalagi, saya mendengar ada keluhan pelaksana seperti insentif nakes kurang 1 bulan, adanya pelecehan seksual, ini saya coba angkat dulu. Kita harapkan bisa terlihat selepas audit untuk bisa dibereskan oleh manajemen,” tegasnya.
Sementara itu, Direktur Utama RSD Gunung Jati dr Katibi MKM mempersilakan audit investigasi ini diusulkan oleh Komisi III ke BPK RI. Apalagi, hal tersebut merupakan sebuah langkah menuju perbaikan. Maka dari itu pihaknya siap melaksanakan audit tersebut. “Terkait audit investigasi, kita sebagai pelaksana birokrasi kita siap saja. Yang penting setelah peristiwa ini kita bisa mengambil hikmah terbaiknya. Merespons dan menidaklanjuti sebaik-baiknya,” katanya.
Katibi juga menyampaikan, evaluasi menyeluruh yang diminta oleh Walikota Cirebon Drs H Nashrudin Azis SH, pihaknya ke depan perlahan berkomitmen untuk mengevaluasi mulai dari service time yang diberikan kepada pasien dengan maksimal 6 jam.Termasuk dengan mengadakan audit klinis.
“Ini bisa kita cari faktornya bisa dari sarana, regulasi, atau SDM, dan lainnya. Kemudian atas tindak lanjut service time yang lebih dari maksimal itu kita perbaiki. Kita juga intensifkan lagi materi orientasi SOP agar menjadi hal yang bisa diingatkan kembali. Selain itu, dari sisi penyediaan sarana, kita akan mengarah bagaimana pasien di IGD maksimal 6 jam,” katanya. (jrl)