Rela Menunggu Lama demi Hemat Budget

Rela Menunggu Lama demi Hemat Budget
0 Komentar

CIREBON- Antrean panjang selalu terjadi di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Cirebon. Khususnya BBM jenis Pertalite. Pengendara rela menunggu lama demi mengisi bahan bakar subsidi yang hemat di kantong.
Sementara stasiun pengisian pada BBM jenis Pertamax terpantau selalu kosong. Hanya ada beberapa kendaraan yang mengisi BBM dengan RON 92 tersebut. Baik roda 2 atau roda 4 –mobil pribadi- mendominasi antrean Pertalite.
“Selisihnya (Pertamax dan Pertalite) cukup jauh. Mending antre yang penting murah,” ujar Dicky, pengendara roda 2 yang mengisi Pertalite kemarin.
Laki-laki 24 tahun itu mengaku sebelumnya memakai BBM jenis Pertamax untuk motor matic 150 cc miliknya. Tapi, harga Pertamax yang dianggap cukup tinggi membuat ia beralih menggunakan Pertalite.
Saat ini, untuk BBM jenis Pertamax ada di harga Rp12.500 per liter. Sementara Pertalite Rp7.650. Selisihnya Rp4.850. “Kalau ngisi 2 liter kan hampir Rp10 ribu bedanya. Uang segitu bisa untuk 1 liter Pertalite bahkan lebih dari satu liter,” tukasnya.
Ia menambahkan, BBM jenis Pertalite di SPBU selalu terjadi antrean panjang sejak harga Pertamax naik. Antrean didominiasi kendaraan roda 2. Meski tak sedikit juga dari mobil pribadi. “Sempat juga kosong (BBM Pertalite habis),” jelasnya.
Dicky mengaku terpaksa mengisi BBM jenis Pertamax jika antrean Pertalite sudah sangat panjang. Atau ketika ia sedang buru-buru untuk menuju lokasi tertentu. “Daripada telat, saya ngisi Pertamax karena ngga antre,” tukasnya.
Sementara Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kuota Pertalite dan Solar berpotensi habis pada September dan Oktober 2022. Anggaran subsidi dan kompensasi kedua BBM bersubsidi itu segera habis sebelum akhir tahun.
Pemerintah, kata Menkeu, telah menetapkan kuota Pertalite sebanyak 23,05 juta kiloliter (KL) di tahun ini. namun hingga pertengahan tahun atau Juli, realisasi konsumsi Pertalite di masyarakat telah mencapai 16,84 juta KL. Jika dirata-rata konsumsi setiap bulan mencapai 2,4 juta KL.
“Kalau ini diikuti, bahkan akhir September ini habis untuk (kuota) Pertalite,” kata Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Komite IV DPD RI, Kamis (25/8).
Sebelumnya, rencana kenaikan harga BBM juga dikeluhkan para pengemudi ojek online (ojol). “Pastinya (jika BBM subsidi jadi naik, red) memberatkan lah buat kami para ojol. Apalagi sekarang orderan ojek online menurun, kebutuhan sembako dan lain-lain naik semua,” tutur Risda Lestiani, pelaku ojol perempuan.

0 Komentar