CIREBON- Langkah anggota DPRD Kota Cirebon Cicip Awaludin yang membawa pulang sang ibu dari IGD RSD Gunung Jati karena 11 jam tak ada keputusan dari dokter spesialis menjadi sorotan publik. Cara pelayanan pasien di rumah sakit milik Pemkot Cirebon itu disoal banyak pihak, termasuk di sosial media setelah diunggah Cicip Awaludin.
Terkait kasus ini, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Cirebon dr Edial Sanif memberikan penjelasan, terutama soal tindakan medis di IGD.
Edial menjelaskan, tindakan medis bisa dilakukan dokter jaga sesuai kapasitas yang dimiliki. Semua dokter, tak terkecuali spesialis tertentu, kata Edial, selalu standby menangani pasien. “Standby bukan berarti selalu nongkrong di IGD,” katanya kepada Radar Cirebon kemarin.
Artinya, imbuh ketua PMI Kota Cirebon itu, setiap persoalan di IGD selalu dikonsultasikan dokter jaga kepada dokter spesialis. Meski ketika dokter spesialis itu tidak hadir secara langsung di rumah sakit. Komunikasi seputar keluhan atau riwayat penyakit pasien bisa dilakukan melalui telepon.
“Ekspektasi masyarakat kepada dokter spesialis begitu tinggi. Komunikasi itu yang kadang-kadang terjadi salah paham. Masyarakat ingin dokter spesialis hadir, padahal ada dokter jaga. Kalau dokter jaga tidak ada, bisa pindah ke dokter jaga lainnya,” terang Edial.
Ia mengatakan, dokter jaga memiliki standar operasional prosedur yang wajib dijalani. Di antara yang mereka patuhi, tutur Edial, melaporkan/memonitor kondisi pasien kepada dokter spesialis secara berkala. “Dokter spesialis menerima laporan dari dokter jaga, dan dokter spesialis memberikan instruksi yang kemudian ditindaklanjuti oleh dokter jaga,” terang Edial.
Untuk instruksi dokter spesialis kepada dokter umum, lanjut Edial, bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. “Karena pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan hal-hal lainnya sudah diwakilkan dokter jaga, sebelum dilaporkan ke dokter spesialis,” tuturnya.
Edial mengatakan komunikasi perlu dijalin dengan baik agar tidak terjadi salah paham. Terkait pelayanan yang dikeluhkan di RSD Gunung Jati, katanya, pasien tidak bisa disalahkan. “Begitu juga dokter spesialis, saya kira mereka punya prosedur yang selalu mereka taati,” jelasnya.